Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, target pemerintah menurunkan suku bunga kredit ke level single digit akhir tahun ini, tidak menjamin menaikkan pertumbuhan kredit. Sampai akhir tahun ini, permintaan kredit diperkirakan masih akan lemah.
Direktur Utama BCAÂ Jahja Setiaatmadja menyebut, permintaan kredit yang masih lemah disebabkan daya beli masyarakat yang masih rendah. Menurutnya, perlu ada stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga bisa mengerek pertumbuhan kredit.
"Kunci pertumbuhan kredit adalah bagaimana meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Jahja pada saat pembukaan Indonesia Knowledge Forum V, Kamis (6/10).
Kata Jahja, potensi kredit di Indonesia masih bisa berkembang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari Gross Domestoc Bruto (GDP) yang mencapai US$ 3.500 per tahun. Oleh karena itu masih ada celah untuk meningkatkan pertumbuhan kredit perbankan.
Menurut Jahja, pada kuartal IV 2016, bank harus menghadapi beberapa tantangan, salah satunya masih tingginya rasio kredit bermasalah. Rasio kredit bermasalah ini karena beberapa debitur bank yang terpuruk di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi.
Beberapa sektor yang menyebabkan penurunan kualitas kredit ini yaitu sektor komoditas. Selain itu, juga dari memburuknya sektor pendukung sektor tambang seperti alat berat dan bisnis tongkang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News