kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Beban naik, bank bertekad tingkatkan margin


Senin, 04 November 2013 / 10:00 WIB
Beban naik, bank bertekad tingkatkan margin
ILUSTRASI. Intip Kurs Dollar-Rupiah di BRI Jelang Tengah Hari Ini, Jumat 24 Juni 2022./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/09/2021.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Perbankan tanah air memandang tahun 2014 dengan harap-harap cemas. Di tahun depan, kenaikan upah buruh dan inflasi menjadi dua momok menakutkan bagi para bankir.

Maklumlah, kenaikan inflasi dan upah buruh otomatis bakal mengerek biaya operasional (overhead). Kenaikan biaya overhead bahkan sudah mulai tecermin di rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) kuartal III-2013 kemarin.

Di periode itu, sejumlah bank mencatat kenaikan biaya operasional. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), menyampaikan, inflasi tinggi dan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat pengeluaran membengkak.

Catatan saja, selama ini, pengadaan teknologi informasi (TI) di bank, semisal mesin ATM dan perangkat pembayaran gesek (EDC) menggunakan dollar AS. Nah, pelemahan kurs rupiah telah membuat biaya operasional BCA di sektor TI naik 20%.
Meskipun demikian, di akhir September 2013, rasio BOPO BCA turun tipis menjadi 62,76% dari sebelumnya sebesar 64,22% di periode yang sama.

Penurunan ini karena BCA mencatatkan kenaikan margin bunga bersih (NIM) dari 5,4% menjadi 6%. "Jika biaya operasional naik, maka BCA akan mengompensasi dengan meningkatkan margin, sehingga BOPO tidak besar," terang Jahja.
Gatot M. Suwondo, Direktur Utama Bank BNI juga bertekad akan terus menahan kenaikan BOPO.

Agar sukses, BNI bakal terus meningkatkan efisiensi. Contohnya, memaksimalkan penggunaan saluran pembayaran berbiaya rendah. BNI berhasil mencatatkan penurunan BOPO dari 72,0% menjadi 66,8% di akhir kuartal III kemarin.

Sementara, Achmad Baequni, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), menuturkan, di 2013, biaya tenaga kerja BRI naik 22% menjadi Rp 8,67 triliun. "Tahun depan biaya operasional pasti naik karena biaya tenaga kerja juga naik," ucap Baequni.

Di kuartal III lalu, bank pelat merah ini berhasil menahan rasio BOPO menjadi 61,54% dari sebelumnya 61,76% di tahun lalu. Strategi BRI adalah mengerek pendapatan bunga menjadi sebesar Rp 40,50 triliun. Faktor lain adalah pendapatan komisi sebesar Rp 5,32 triliun.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP menuturkan, pihaknya bakal menurunkan rasio BOPO melalui dua cara. Pertama, mengendalikan biaya.

Cara kedua adalah mengerek pendapatan lebih besar dibandingkan beban biaya. OCBC NISP bertekad menekan biaya operasional di masa mendatang sehingga BOPO terjaga. Di kuartal III lalu, BOPO OCBC NISP menurun menjadi 77,86% dari 79,20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×