Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah industri pembiayaan yang masih lesu, beberapa perusahaan multifinance mempunyai kewajiban membayar obligasi jatuh tempo di bulan September. Tercatat, ada lima perusahaan yang memiliki kewajiban tersebut.
Beberapa perusahaan mengaku telah mempersiapkan kewajiban pembayaran obligasi tersebut. Meskipun, kinerja pendapatan mereka beberapa ada yang masih terkoreksi hingga semester pertama tahun ini.
Misalnya saja, PT Astra Sedaya Finance yang harus membayar Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2020 seri A senilai Rp 1,03 triliun yang jatuh tempo pada 12 September 2021. Adapun, dana yang dipakai akan berasal dari pendapatan perusahaan dan penarikan loan baru.
Baca Juga: Astra Sedaya Finance siapkan dana Rp 8,20 miliar untuk bayar bunga obligasi
“Ketersediaan dana termasuk dari pendapatan perusahaan akan cukup untuk pembayaran hutang jatuh tempo termasuk obligasi,” ujar Direktur Astra Sedaya Finance Hendry Christian kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.
Jika menilik laporan keuangan perusahaan di semester pertama kemarin, sejatinya pendapatan perusahaan yang kebanyakan berasal dari pembiayaan konsumen masih mengalami kontraksi. Perusahaan mencatat pendapatan mereka di periode tersebut mencapai Rp 2,75 triliun atau turun 4,18% yoy.
Hendry menyebutkan bahwa saat ini perusahaan juga sedang berencana menerbitkan obligasi kembali di tahun ini setelah sebelumnya sudah menerbitkan satu kali obligasi di Maret lalu. Hanya saja, mengenai kapan dan nilai obligasi yang diterbitkan masih dalam tahap pembicaraan internal perusahaan.
“Setiap penerbitan obligasi digunakan untuk kebutuhan penyaluran pembiayaan konsumen,” imbuh Hendry.
Baca Juga: Tingkatkan daya beli, FIF Group tebar promo di Sumatra Utara
Tak banyak berbeda, PT Federal Internasional Finance (FIF Group) juga sudah menyiapkan dana dari kas internal untuk membayar obligasi yang akan jatuh tempo pada 25 September senilai 661 miliar.
Meski demikian, Chief of Corporate Communication FIF Group, Yulian Warman memang mengakui bahwa saat ini kinerja pembiayaan di FIF Group masih belum membaik seperti saat sebelum pandemi. Asal tahu saja, penghasilan perusahaan di semester satu mengalami penurunan 14,48% yoy menjadi Rp 4,43 miliar.
“Tapi untuk kewajiban-kewajiban seperti itu memang kami pasti akan penuhi,” ujar Yulian.
Yulian juga mengungkapkan bahwa pihaknya selalu memantau kondisi pasar terkait obligasi untuk melihat likuiditas ataupun menentukan tingkat kupon jika akan menerbitkan obligasi lagi. “FIF kan juga masih ada limit untuk menerbitkan obligasi lagi,” imbuhnya.
Baca Juga: Meski industri lesu, saham emiten multifinance masih moncer
Sementara itu, Direktur BFI Finance Sudjono juga berpendapat bahwa pihaknya tidak mengalami kesulitan untuk menyiapkan dana untuk membayar obligasi jatuh tempo. BFI Finance memiliki kewajiban membayar obligasi jatuh tempo pada 18 September senilai Rp 437 miliar.
“Collection bulanan BFI di atas Rp 1 triliun, jauh lebih besar dari obligasi yang jatuh tempo sebesar Rp 437 milyar, jadi tidak ada masalah,” ungkap Sudjono.
Asal tahu saja, BFI Finance tahun ini tidak akan menerbitkan obligasi lagi setelah tahun menerbitkan sebanyak 2 kali. Pada penerbitan obligasi pertama dilakukan pada Mei lalu sebesar Rp 600 miliar dan yang kedua dilakukan pada akhir Juli senilai Rp 1 triliun.
Selain tiga perusahaan multifinance di atas, dua obligasi multifinance jatuh tempo lainnya adalah milik PT AB Sinar Mas Multifinance dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Masing-masing nilai obligasi yang harus dibayarkan secara berurutan sebesar Rp 115 miliar dan Rp 328 miliar.
Baca Juga: Multifinance gencar lakukan efisiensi untuk menekan biaya operasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News