Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senior Economist DBS Bank, Radhika Rao dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu mengutarakan rasa optimisme terhadap perekonomian Indonesia.
Menurutnya, ada tiga hal penting yang dapat memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada 2022. Pertama, Indonesia akan berhasil memberikan dosis vaksin penuh kepada 99% dari total populasi dewasa pada Maret 2022.
Kesuksesan capaian vaksinasi dan membaiknya tingkat pemulihan ekonomi, kata dia, akan menuntun Indonesia pada kondisi yang kedua, yaitu kemampuan untuk dapat menawarkan lebih banyak investasi dan bergerak pada sektor komoditas hilir serta akselerasi digitalisasi, sehingga akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
“Ketiga, laporan fiskal Indonesia yang memuaskan dan langkah-langkah untuk mengurangi pajak pada rasio Produk Domestik Bruto (PDB) akan memperkuat rasio utang dibandingkan negara lain di Asia," kata Radhika dalam keterangan resmi, Kamis (6/1).
Baca Juga: Fitur Kirim Uang DANA Layani Lebih dari 30 Juta Transaksi per Bulan Sepanjang 2021
Radhika menambahkan bahwa program vaksinasi merupakan salah satu kunci dari keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia. Dengan terlaksananya program vaksinasi secara masif dan terstruktur, mobilitas masyarakat akan meningkat dan hal ini memicu aktivitas perekonomian untuk mulai berjalan kembali.
“Jika dapat terus dipertahankan, ekspektasi pemulihan ekonomi, serta pergerakan komponen lain seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, hingga ekspor dan impor dapat berjalan sesuai harapan,” kata Radhika.
Bank DBS Indonesia selama ini juga telah mendukung berbagai upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Caranya dengan berpartisipasi dalam berbagai upaya kolektif untuk meringankan beban masyarakat yang paling terdampak pandemi.
Pada Juli 2021, Bank DBS Indonesia telah menyumbangkan 1.000 konsentrator oksigen kepada masyarakat terdampak melalui Kementerian Kesehatan. Bekerja sama dengan salah satu wirausaha sosial binaannya, Garda Pangan.
Bank DBS Indonesia juga mendonasikan paket donasi sebesar Rp131,2 juta secara berkala bagi 5.252 masyarakat terdampak terdiri dari para lansia, janda, kuli, buruh bangunan, pengendara ojek online, penarik becak dan rumah penampungan eks-penderita kusta di Surabaya, Malang dan sekitarnya. Program ini berlangsung sejak Juli 2020 hingga Juni 2021.
Secara internal, Bank DBS Indonesia juga telah memberikan kemudahan bagi karyawan untuk dapat bekerja lebih efektif, baik dari rumah maupun dari kantor. Selain itu juga memperkuat lini teknologi informasinya guna memanfaatkan era transformasi digital yang saat ini tengah melanda berbagai macam sektor industri.
Baca Juga: Gandeng Pemkab Lebak, Bank Banten Berikan Layanan Payroll Bagi Kepala Desa
Dalam prediksi berbagai pihak, juga ditemukan bahwa berbagai teknologi pendukung era transformasi digital, e-commerce dan ekonomi ramah lingkungan berkelanjutan akan semakin menjadi prioritas di 2022.
Terkait hal ini, Bank DBS Indonesia telah memperkenalkan Socially Responsible Investment (SRI) sejak 2017. DBS juga telah menjadi mitra distribusi green sukuk. Seluruh hasil penerbitan sukuk tersebut akan digunakan pemerintah untuk membiayai berbagai proyek ramah lingkungan berkelanjutan.
Bank DBS Indonesia juga telah memberikan pembiayaan ekspor dan pinjaman untuk usaha ramah lingkungan di Indonesia. Hal ini tentunya berjalan serasi dengan aspirasi banyak kalangan yang mendambakan terbentuknya ekosistem industri berkelanjutan demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa datang.
Untuk mendukung program inklusi keuangan dan digitalisasi perbankan, Bank DBS Indonesia juga berpartisipasi dengan menjadi salah satu dari 22 institusi perbankan yang akan menerapkan sistem pembayaran BI-FAST tahap pertama.
Sistem BI-FAST dirancang untuk menyediakan infrastruktur pembayaran ritel nasional yang aman, efisien dan real time. Melalui BI-FAST, nasabah dimungkinkan untuk melakukan instant transfer hanya berbekal nomor ponsel atau alamat email penerima.
Bank DBS Indonesia menerapkan biaya transfer pembayaran BI-FAST sebesar Rp 2.500 sejak Desember 2021. Melalui program ini, nasabah korporasi dapat mentransfer dana hingga Rp 250 juta secara real time dan hanya akan dibebani dana transfer sebesar Rp 2.500 per transfer.
Pada tahap selanjutnya, Bank DBS Indonesia akan berfokus pada transfer kredit individual dan akan melayani transfer debit, bulk credit dan request for payment mulai 2022 seiring dengan persiapan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
"Sistem pembayaran ini diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan implementasi inklusi keuangan, digitalisasi, serta dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara merata, sehingga sistem ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi konsumen," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News