kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini langkah BCA Digital dan Bank Jago penuhi nilai optimal kematangan digital


Kamis, 04 November 2021 / 09:48 WIB
Begini langkah BCA Digital dan Bank Jago penuhi nilai optimal kematangan digital
ILUSTRASI. Petugas keamanan berada di?dekat logo Bank Jago di Jakarta.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlombaan bank digital di Tanah Air sudah dimulai. Beberapa bank kecil sudah bertransformasi menjadi bank digital, sedangkan bank besar sudah memasuki perlombaan lewat strategi proxi dengan mengakuisisi bank kecil untuk dijadikan sebagai kendaraan menuju bank digital.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak mendefinisikan bank digital sebagai suatu bank jenis baru karena regulator memandang semua bank pada akhir akan menjadi digital sebagai syarat untuk bisa bertahan dan bertumbuh di era digital.

Meski bukan jenis bank baru, regulator POJK terkait Bank Umum telah menetapkan syarat dasar menjadi bank digital. Selain itu,  OJK juga  telah membuat Digital Maturity Assessment for Bank (DMAB) untuk mengukur  kondisi digitalisasi dan pencapaian transformasi digital bank dengan mengukur enam aspek yakni data, teknologi, manajemen risiko, kolaborasi, tatanan institusi, dan nasabah. 

Heru Kristiyana Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan mengatakan, pengawas di OJK akan mengakses bank per bank yang sudah menyebut dirinya melayani secara digital atau bertrasnformasi menuju kesana.

Baca Juga: Komisi yang didapat perbankan kian tambun

"Semakin tinggi nilainya berarti itulah yang diharapkan nasabah. Itu artinya, bank tersebut sudah bisa mengelola data dengan baik, teknologi yang digunakan tidak kuno, manajemen resiko terkelola dengan baik. Berdasarkan penilaian itu, nasabah nanti yang akan kasih hukuman dengan meninggalkan bank itu jika nilainya semakin rendah," kata Heru saat peluncuran Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan baru-baru ini. 

Dari penilaian yang sudah dilakukan terhadap bank umum, tingkat kematangan digital rata-rata perbankan pada dimensi data, teknologi,  kolaborasi, dan customer menunjukkan rasio minimal 50%. OJK melihat ini sudah memadai tetapi belum optimal. 

Sementara penilaian pada dimensi manajemen risiko dan tatanan institusi  masih berada di bawah 50%. Menurut OJK, ini mencerminkan bahwa strategi digitalisasi perbankan yang diikuti dengan  adopsi emerging technology, konektivitas dalam ekosistem  digital, dan pengelolaan data dalam layanan dan produk Bank masih belum didukung oleh kapasitas organisasi dan  budaya digital serta manajemen risiko yang memadai dalam rangka mendukung transformasi digital.

Heru menambahkan, OJK saat ini sudah menyiapkan pipeline pengaturan terkait aspek mana yang perlu diatur lebih lanjut lagi. "Kita sedang mengkaji mana  yang hanya akan  pedoman dan mana yang akan diatur dalam POJK. Mengenai cyber security pasti akan diatur, nanti akan dikeluarkan POJKnya, termasuk terkait proteksi data," ungkapnya. 

Baca Juga: Perencanaan digital BRI sudah sejalan dengan aspek penilaian DMAB OJK

Sedangkan terkait pengaturan kolaborasi, OJK saat ini sedang meneliti dua POJK yakni terkait layanan digital dan manajemen resiko teknologi informasi. Dua aturan itu akan dievaluasi dan dilakukan penyesuaian untuk menjawab bagaimana perbankan menggandeng ekosistem digital. 

PT BCA Digital sudah memenuhi persyaratan untuk beroperasi sebagai bank digital dan hadir sebagai bank tanpa cabang yang menyediakan platform perbankan all-in-one yang dapat menjawab berbagai kebutuhan nasabah.

Lanny Budiati, Direktur Utama BCA Digital mengatakan, sebagai bagian dari Grup BCA, pihaknya akan bersinergi induk untuk menerapkan standar kualitas produk perbankan yang secure and reliable agar nasabah dapat melakukan aktifitas perbankan dengan lancar, nyaman, dan aman.

"Kami percaya bahwa accountability adalah kunci utama pemanfaatan teknologi yang inovatif dalam industri perbankan digital. Selain aspek accountability tersebut, BCA Digital juga selalu memperhatikan pemenuhan aspek tata kelola, termasuk pemenuhan SDM yang kompeten," kata Lanny pada KONTAN, Rabu (3/11).

BCA Digital meyakini kolaborasi merupakan kunci untuk bertumbuh lebih besar bersama-sama para mitra. Oleh karena itu, lanjut Lanny, perseroan telah mewujudkan pengembangan dan memperluas skala ekosistem digital di Indonesia melalui kerjasama yang sudah berjalan dengan Bliblixblu (e-commerce) dan Telkomsel redixblu (telekomunikasi).

Ke depan, BCA akan memperluas kolaborasi dengan lebih banyak partner. Langkah ini sekaligus merupakan wujud dukungan BCA Digital terhadap percepatan transformasi ekonomi digital melalui adopsi layanan perbankan digital di Indonesia.

Sebagai Bank yang beroperasi secara full digital melalui aplikasi blu, Lanny melihat digital maturity menjadi hal penting dalam kegiatan operasional Bank dan pengembangan Bank ke depan nya. "Bank akan terus menciptakan terobosan-terobosan baru agar dapat bersaing di industri yang sangat terbuka ini. Dengan pengembangan teknologi tersebut, diharapkan Bank dapat mempertahankan loyalitas nasabah," imbuhnya. 

PT Bank Jago Tbk juga memandang metode penilaian ini sangat baik untuk dimanfaatkan industri sebagai upaya bertransformasi atau membangun bank digital. Secara prinsip bank ini sudah menjalankan lima aspek tersebut dengan baik.

Baca Juga: Tingkatkan tata kelola portofolio keuangan, IFG gandeng bank BUMN

"Sejak awal memutuskan menjadi bank digital, pimpinan harus bankir berpengalaman yang punya rekam jejak yang panjang di bidang IT. CEO kami memenuhi kriteria itu. Dari sisi organisasi, sejak awal kami sadar bahwa struktur organisasi dan proses kerja di Bank Jago harus meninggalkan pakem lama," jelas Tjit Siat Fun Direktur Bank Jago pada Kontan.co.id, Selasa (1/11).

Dari sisi teknologi, kata Siat Fun, Bank Jago memiliki kemampuan teknologi mumpuni sehingga membuat perseroan bisa menjalin kolaborasi dengan ekosistem digital dimana aplikasi Jago saat ini sudah terintegrasi dengan Gojek dan Bibit. Ke depan, perseroan akan terus memperluas kolaborasi dalam bentuk integrasi aplikasi.

Selain mengoptimalkan penggunaan teknologi, lanjutnya, Bank Jago juga mengandalkan ekosistem digital  untuk menjangkau nasabah atau layanan berbasis omni channel. Inilah yang menggantikan fungsi kantor cabang dan petugas bank.

Siat Fun menambahkan, sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago menjalankan operasional dengan mendatangi nasabah, bukan sebaliknya. Ini yang memungkinkan nasabah bisa menikmati layanan kapan dan darimana saja.

Selanjutnya: Baru 22 bank ini yang akan berlaku penurunan biaya transfer antar bank Rp 2.500

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×