kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,64   -17,87   -1.91%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini prediksi OJK terkait perkembangan bisnis asuransi pasca pandemi Covid-19


Senin, 24 Agustus 2020 / 18:29 WIB
Begini prediksi OJK terkait perkembangan bisnis asuransi pasca pandemi Covid-19


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan ekonomi akan kembali normal setelah pandemi Covid-19. Hal ini akan diikuti oleh perbaikan bisnis asuransi ke depan, 

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Riswinandi memperkirakan, akan terjadi tiga hal di masa pandemi hingga Covid-19 berakhir. Pertama, terjadi demand reduction atau pengurangan bisnis asuransi.

"Sudah tergambar dari statistik penurunan premi industri asuransi sampai dengan Juni 2020. Premi asuransi jiwa turun 10%, sementara premi asuransi umum dan reasuransi turun lebih sedikit atau minus 2,3%," kata Riswinandi dalam diskusi secara virtual, Senin (24/8).

Baca Juga: Enam asuransi kantongi izin pemasaran asuransi berbalut investasi secara digital

Kedua, terjadi peningkatan klaim karena para nasabah memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Alasan klaim lainnya, untuk mencairkan (redemption) investasi jatuh tempo mereka. 

"Dapat dilihat dari data AAJI, pembayaran klaim terkait Covid-19 dari Maret hingga Juni 2020 mencapai Rp 216,02 miliar untuk 1.642 polis. Pembayaran klaim ini meningkatkan kepercayaan dan masyarakat terbantu," terangnya. 

Ketiga, terjadi increase in demand atau peningkatan permintaan. Riswinandi mencontohkan, enam bulan setelah wabah sars berakhir maka terjadi peningkatan premi dua kali lipat. "Kami berharap demikian. Maka itu, ada upaya - upaya yang perlu dibangun pada periode saat ini," ungkapnya.

Baca Juga: Perkuat perkembangan fintech, OJK gandeng beberapa instansi

Di masa mendatang, akan terjadi revolusi besar - besaran dalam asuransi seperti tidak perlu tatap muka. Misalnya asuransi kesehatan melalui telehealth akan berkembang karena penggunanya sudah mencapai 32 juta orang.

Pihaknya, meminta semua pihak - pihak secara bersama - sama lebih terbuka melihat risiko seperti pengelolaan investasi. Selanjutnya, menjalankan tata kelola perusahaan secara baik. "Asuransi jika tidak dilakukan secara hati - hati maka ada potensi bermasalah. Kita bisa melihat keadaan di akhir - akhir ini untuk menjadi pelajaran dan mencapai manfaat yang lebih baik di masa mendatang," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×