Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance telah menyiapkan sumber pendanaan baru untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan tahun ini. Dengan sumber pendanaan tersebut diharapkan memperbaiki bisnis multifinance yang kini masih tertekan.
PT Mandiri Utama Finance (MUF) menargetkan pembiayaan tahun ini mencapai Rp 8,8 triliun atau meningkat 8,37% dari realisasi 2018 yakni Rp 8,12 triliun. Dengan target tersebut, perusahaan telah menyiapkan sumber pendanaan baru baik dari kredit executing dan joint financing.
Baca Juga: Simak strategi ekspansi grup Astra di sektor jasa keuangan tahun ini
“Sekitar Rp 4,5 triliun kami bukukan dari executing dan sisanya melalui kolaborasi dengan Bank Mandiri berbentuk pembiayaan bersama atau joint financing,” kata Accounting Finance and Budget MUF Mohammad Hilmi di Jakarta, Senin (17/2).
Tahun lalu juga masih terdapat kredit executing yang bisa digunakan untuk 2020. Executing sendiri merupakan pinjaman yang diberikan ke multifinance dan diteruskan kepada end user yakni perorangan maupun badan usaha dengan jaminan piutang usaha. Biasanya bank bertindak sebagai kreditur dan multifinance debitur.
Meski demikian perusahaan masih memantau perkembangan pasar untuk menerbitkan surat utang atau tidak tahun ini. Adapun target pembiayaan Rp 8,8 triliun masih didominasi pembiayaan motor dan mobil baru karena mempertimbangkan strategi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang selalu mengeluarkan kendaraan varian teranyar tiap tahun.
Pemain lain juga tidak mau kalah. PT Indosurya Inti Finance (Indosurya Finance) meraih pendanaan melalui agunan (secured funding) dari bank lokal maupun asing. Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung menyatakan, 100% kebutuhan pendanaan tersebut telah didapatkan dari fasilitas perbankan.
Baca Juga: Modalku incar penyaluran pembiayaan capai Rp 20 triliun
“Kami memilih pendanaan dari bank karena mempertimbangkan total biaya serta kondisi pasar saat ini,” ungkap Mulyadi.