Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Belanja iklan perbankan pada tahun 2014 lebih rendah 10% dibanding tahun 2013 yang mencapai Rp 1,73 triliun. Tahun 2014 belanja iklan perbankan hanya sebesar Rp 1,55 triliun. Rendahnya belanja iklan ini menjadi penyebab penetrasi perbankan di kalangan masyarakat Indonesia masih rendah.
Hasil survey lembaga riset Nielsen menunjukkan, penurunan belanja iklan di media perbankan ini lantaran perspektif perbankan melihat situasi ekonomi tahun 2014 sangat sulit.
Dena Firmayuansyah, Director of Banking and Financial Service Industry - Nielsen Indonesia, menyatakan, dengan rendahnya penetrasi perbankan dan rendahnya belanja iklan perbankan yang masih sangat rendah dibandingkan dengan industri lain pelaku industri perbankan perlu membangun brand promise mereka.
"Maksudnya, pelaku perbankan perlu memahami motif-motif yang mendorong konsumen untuk memilih bank, memilih motif mana yang menjadi prioritas dan menjadikannya pesan dalam iklan-iklan mereka," kata Dena.
Dena menjelaskan, ada tiga area kunci dimana pesan utama perlu diperkuatĀ (1) Untuk menciptakan Keinginan Pasar, (2) Untuk mengikat Loyalitas Nasabah dan (3) Untuk memicu Word of Mouth.
Untuk menciptakan Keinginan Pasar, pendorong utamanya adalah: Reputasi yang Baik, Memiliki banyak Kantor Cabang dan Biaya Administrasi yang Murah.
Untuk mengikat Loyalitas Nasabah, tiga pendorong utama adalah Biaya Transaksi yang Murah, ATM di Lokasi Strategis dan Pelayanan yang cepat.
Sementara itu untuk memicu Word of Mouth, pendorong utamanya adalah Pelayanan yang Ramah dan Inovasi untuk Memudahkan Nasabah.
Dalam mencapai tujuan untuk memenangkan pasar, strategi kuncinya adalah: (1) Melakukan evaluasi brand positioning saat ini dan memilih area yang memiliki kesempatan terbesar untuk membedakan dengan yang lain, (2) Mengelola kesenjangan antara Brand Promise vs Brand Experience dan (3) mengidentifikasi customer contact points, menyebarkan nilai-nilai brand dan memberikan pengalaman yang positif.
"Setelah itu, pesan disampaikan melalui saluran above the line (Iklan di media cetak, televisi dan media luar ruang), Mengukur brand experience di contact points (ATM, Kantor cabang dan mesin EDC) serta memonitor tanggapan atas iklan-iklan tersebut untuk memastikan bahwa word of mouth yang positif telah tercipta; merupakan langkah-langkah yang akan membantu sebuah bank untuk memenangkan pasar," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News