Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank Indonesia dijadwalkan mengumumkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate pada siang nanti (12/12). Ini merupakan pengumuman BI rate pengujung tahun 2013.
Apakah bank sentral akan menahan laju BI rate, menurunkan atau kembali menaikkannya? Sejumlah ekonom memperkirakan, kali ini Bank Indonesia akan menahan BI rate di level 7,50%.
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti memperkirakan, BI rate tetap dipertahankan BI di level 7,5% dengan alasan, ekspektasi inflasi sudah turun. Selain itu, pertumbuhan ekonomi dan kredit juga sudah melambat seperti yang dikehendaki oleh bank sentral.
"Pertumbuhan kredit juga sudah melambat, khususnya kalau kita lihat kredit konsumsi," ujar Destri kepada KONTAN pada Rabu (12/12).
Destry menambahkan, untuk penanganan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tak bisa dilakukan dengan kebijakan moneter dari bank sentral. Penanganan CAD, lanjut Destry, harus diimbangi kebijakan sektor riil, yang merupakan peranan pemerintah.
"Jadi saat ini yang ditunggu pasar adalah kebijakan konkret sektor riil. Sementara untuk moneter, saat ini fokus untuk stabilisasi nilai tukar," jelas Destry.
Senada dengan Deastry, Ekonom Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Agustinus Prasetyantoko juga menduga, bahwa BI rate kali ini ditahan di level 7,50%. Hal ini lantaran menurutnya kenaikan BI rate selama ini sudah cukup besar, yaitu mencapai 175 bps.
"Kenaikan sudah cukup besar dan jika mengikuti keinginan pasar (investor), tidak akan ada habisnya. Pasti maunya naik terus," ujar Prasetyantoko.
Prasetyantoko menambahkan, dalam rangka mendukung kebijakan moneter, harus selalu didukung oleh kebijakan sektoral. Karena itu, menurutnya, diperlukan peranan nyata pemerintah, untuk membantu menyeimbangkan kebijakan pada sektor riil.
"Pemerintah harusnya tidak hanya terbatas pada kebijakan fiskan, tetapi juga reformasi di Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Ketenagakerjaan dan sebagainya. Itu yang perlu didorong," kata Prasetyantoko.
Direktur Utama Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja juga memperkirakan BI rate di level yang sama. "Perkiraan kami akan tetap, lebih disebabkan karena saat ini yang dibutuhkan mungkin bukan kenaikan suku bunga. Tapi kita cermati saja, kita dukung saja," ucap Parwati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News