CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Berdayakan ekonomi perempuan, pelaku jasa keuangan buka akses permodalan


Selasa, 15 Desember 2020 / 09:00 WIB
Berdayakan ekonomi perempuan, pelaku jasa keuangan buka akses permodalan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perempuan kerap jadi korban kekerasan dalam rumah tangga lantaran tiak memiliki pilihan secara finansial. Oleh sebab itu, beberapa pelaku jasa keuangan memberikan pinjaman khusus bagi perempuan agar bisa mandiri dan terlepas dari ancaman kekerasan.

Penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending PT Amartha Mikro Fintek menyatakan pemberian akses permodalan yang dilakukan Amartha turut berperan dalam memberdayakan ekonomi bagi perempuan.

Juga mengurangi kesenjangan digital dan berupaya untuk mendorong kesetaraan gender dalam tatanan sosial, termasuk keluarga.

Chief Risk and Sustainability Office Amartha Aria Widyanto menyatakan dalam penelitian Amartha dan Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (2019) menemukan bahwa adanya akses keuangan berpengaruh pada peningkatan peranan perempuan sebesar 88,6% dalam pengambilan rumah tangga.

Ia menyebut jenis keputusan yang dibuat mulai dari masalah sehari-hari, makanan bagi seluruh keluarga hingga keputusan penting seperti pembelian barang kebutuhan rumah tangga, pemilihan sekolah anak, hingga diskusi tentang pinjaman dari Amartha dan penggunaannya.

Baca Juga: Transaksi pembayaran digital LinkAja di Grab dan GoJek naik di tengah new normal

“Selain itu, perempuan juga semakin mandiri, termasuk bagi para orang tua tunggal. Dengan layanan Amartha, memungkinkan para mitranya untuk mendapat akses langsung atas uang tunai. Tanpa harus meninggalkan tanggung jawab sehari-hari dan tidak lagi bergantung pada keluarga dan teman dalam mencukupi kebutuhan finansial,” ujar Aria kepada Kontan.co.id pada Senin (14/12).

Oleh sebab itu, Amartha memberikan mulai dari Rp 3 juta dengan masa tenor 50 minggu. Aria menjelaskan peningkatan jumlah pinjaman akan dievaluasi secara berkala saat siklus tenor selanjutnya.  Bunga mulai dari 11% hingga 15% tergantung pada credit scoring peminjam.

“Pinjaman ditujukan bagi perempuan, diutamakan yang tinggal di desa dengan keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan atau perbankan, membentuk kelompok yang terdiri dari 15 hingga 20 orang, bersedia mengikuti latihan wajib kelompok, wajib hadir secara mingguan dalam pertemuan kelompok,” jelas Aria.

Guna mendukung permodalan bagi perempuan tersebut, Amartha punya lebih dari 3.000 petugas lapangan. Petugas itu melakukan survei dan validasi atas pinjaman yang diajukan dan melakukan pendampingan tiap minggunya bersama dengan kelompok mitra peminjam.

Hingga Senin (14/12), Amartha telah menyalurkan pinjaman permodalan lebih dari Rp 2,8 triliun. Pendanaan tersalurkan kepada 579.244 perempuan pengusaha mikro di 15.000 desa di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

PT Bank BPTN Syariah Tbk (BTPS) juga memiliki fokus mengucurkan pembiayaan kepada para perempuan pra sejahtera di berbagai daerah. Hingga 30 September 2020, pembiayaan pada segmen ini mencapai Rp 9,1 triliun. Rasio pembiayaan bermasalah tetap terjaga di level 1,9% meski ada pandemi.

Baca Juga: Tokopedia luncurkan fitur Indodana PayLater

“Kami bersyukur melihat nasabah yang sudah mulai menggeliat kembali. Kami juga mempelajari selama masa pandemic ini, bahwa nasabah kami perlu terus melanjutkan usahanya untuk betahan serta melalui masa yang penuh tantangan ini,” tutur Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibodo.

BTPS melihat potensi target market lebih dari 40 juta jiwa yang sering disebut unbankable karena tidak memiliki catatan keuangan dan dokumen legal. Oleh sebab tiu, melalui 25 cabang, 41 kantor fungsional, beserta 12.000 karyawan, BTPS menjemput bola di hampir 70% total kecamatand I Indonesia.

Upaya yang dilakukan dengan memperdayakan keluarga prasejahtera produktif di sentra sentra nasabah dengan mengajarkan empat perilaku unggul pemberdayaan yaitu berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling bantu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×