kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bergantung pada kredit Bank, OJK ingin pererat multifinance dan perbankan


Minggu, 29 Desember 2019 / 18:19 WIB
Bergantung pada kredit Bank, OJK ingin pererat multifinance dan perbankan
ILUSTRASI. OJK ingin pererat multifinance dan perbankan. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/ama.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ingin mempererat hubungan antara multifinance dengan perbankan. Lantaran hingga saat ini, Multifinance masih bergantung kepada perbankan dalam mencari pendanaan untuk memacu bisnis pembiayaan.

Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK Bambang W. Budiawan menyatakan telah menyiapkan strategi dalam menjalankan fungsi OJK tahun depan. Ia menuturkan regulator akan mempererat hubungan antara perbankan dan multifinance.

Baca Juga: Kredit perbankan membaik jelang akhir tahun

“Multifinance itu 80% bankable. Sudah sedikit multifinance yang aneh-aneh. Sebenarnya bank itu memberikan kredit ke multifinance kan itu jelas kreditnya kemana. Multifinance yang ngawasi kami (OJK). Beda kan kalau kasih ke perusahaan tertentu yang ga ada ngawasin,” ujar Bambang kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Lanjutnya, OJK tidak dapat memberikan rekomendasi multifinance yang mana yang sehat bagi perbankan. Namun Bambang menuturkan setidaknya ada tiga kriteria multifinance yang layak diberikan pinjaman oleh perbankan. Menggarap segmen otomotif, milik perbankan atau milik agen pemegang merk. Juga bisa dilihat assessment di owner reputation.

PT Mandiri Tunas Finance masih akan mengandalkan sumber dana dari pinjaman bank dan penerbitan obligasi pada 2020. Direktur Keuangan MTF Armendra menyatakan MTF membutuhkan dana sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun untuk bisnis pembiayaan tahun depan.

“Asumsi kita tahun 2020 ada penurunan suku bunga baik via pinjaman bank dan penguatan kepercayaan investor obligasi yang kita terbitkan. Dalam penguatan likuiditas sumber pendanaan juga kita proyeksikan join financing dari mandiri meningkat. Komposisinya 30% obligasi dan 70% pinjaman bank,” ujar Armendra kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Baca Juga: Stabilitas jasa keuangan diklaim terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi dunia

Lewat strategi tersebut, anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini memproyeksi kinerja pembiayaan bisa tumbuh di atas pasar. Armendra menyebut, MTF memprediksi bisnis pembiayaan tahun depan masih stagnan di posisi 3% hingga 5%.

PT BFI Finance Indonesia Tbk telah menyiapkan strategi bisnis pembiayaan tahun depan. Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance Sudjono menyatakan tahun depan bisnis pembiayaan bisa tumbuh dobel digit.

Guna memenuhi target pembiayaan itu, Sudjono menyebut dibutuhkan dana senilai Rp 9 triliun hingga Rp 10 triliun. Perusahaan multifinance dengan sandi saham BFIN ini akan memenuhi dana tersebut dari berbagai sumber pendanaan.



TERBARU

[X]
×