Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
“Pendanaan tidak ada masalah, kita sangat solid, pendanaan kita ada dari dalam dan luar negeri. Juga dari pasar modal, semuanya terbuka. Eksisting bank kita sudah banyak, itu kita kaji juga dari obligasi dan pinjaman sindikasi juga rutin kita terbitin. Juga dari MTN luar negeri juga kita kaji. Kita sudah siap tinggal tunggu momentum saja jadi sangat beragam,” ujar Sudjono.
Baca Juga: Kejagung cekal 10 orang terkait kasus Jiwasraya, berikut daftar lengkapnya
Ia mengaku kendati perbankan masih selektif memberikan pendanaan kepada perusahaan multifinance, BFI tidak kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank. Sudjono juga meyakinkan, BFI tidak memiliki ketergantungan pendanaan dari satu bank atau sumber pendanaan.
“Walaupun kita tidak dimiliki oleh bank, tapi kita udah kerja sama sejak lama dan bagus. Ekuitas kita yang sangat besar karena rasio modal terhadap hutang kecil, dibawah dua kali. Jadi sejauh ini sangat sehat,” jelas Sudjono.
Adapun strategi pendanaan lewat pasar modal, Sudjono bilang masih akan menerbitkan obligasi dalam mata uang Rupiah maupun dolar Amerika Serikat. Begitupun dengan pinjaman offshore juga masih akan dilanjutkan.
“Pinjaman offshore kita banyak sekali, sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu, tahun ini kita terbit US$ 200 juta. Tahun depan kita sesuaikan. Tapi dari market harusnya bagusnya,” papar Sudjono.
Baca Juga: Tahun depan, Mandiri Utama Finance targetkan pembiayaan Rp 8,8 triliun
Tak mau kalah, PT Federal Internasional Finance (FIF Group) juga membutuhkan pendanaan senilai Rp 13 triliun untuk bisnis pembiayaan pada 2020. Direktur Keuangan FIF Group Hugeng Gozali menyatakan pendanaan tersebut akan mendukung target pertumbuhan pembiayaan sebanyak 2% di tahun depan.
Tahun depan kita proyeksikan pertumbuhan tidak banyak, seiring dengan proyeksi penjualan motor baru nasional di angka sekitar 2%. Maka kebutuhan funding FIFGroup akan berada di kisaran Rp 13 Triliun untuk proyeksi pertumbuhan pembiayaan 2%,” ujar Hugeng kepada Kontan.co.
Anak perusahaan dari PT Astra Internasional Tbk (ASII) ini telah menyiapkan strategi untuk memenuhi kebutuhan pendaan tersebut. Hugeng menyebut dana tersebut akan berasal dari obligasi, pinjaman bank nasional maupun internasional.
Baca Juga: Restruktukturisasi aset, Jiwasraya akan lepas koleksi saham undervalue tahun depan
Selain itu juga lewat pembiayaan bersama dengan bank swasta nasional. Lanjut Ia, komposisi pendanaan itu akan berimbang dari berbagai instrumen sumber pendanaan tersebut.
“Adapun pembiayaan FIF Group sampai November 2019 tumbuh 4% dari seluruh segmen. Mulai dari motor baru, motor bekas, dan elektronik. Tapi detailnya baru bisa d buka setelah audit pada akhir tahun,” kata Hugeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News