kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Berlangsung Ketat, Intip Strategi Bank Digital Menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK)


Minggu, 20 Oktober 2024 / 19:50 WIB
Berlangsung Ketat, Intip Strategi Bank Digital Menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK)
ILUSTRASI. Aktivitas nasabah?pada kantor cabang AlloBank ci Jakarta, Jumat (10/3). Persaingan ketat di industri bank digital dalam mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) semakin intensif.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan ketat di industri bank digital dalam mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) semakin intensif, mendorong banyak bank digital untuk mempertahankan suku bunga simpanan meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) telah turun ke level 6% sejak September 2024.

Beberapa bank bahkan meningkatkan suku bunga simpanan untuk menarik nasabah. PT Bank Allo Indonesia Tbk (Allo Bank), misalnya, baru-baru ini menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan Allo Grow, dengan bunga tabungan Allo Grow naik dari 4,5% menjadi 5,25% per tahun dan produk deposito Allo Grow naik dari 5% menjadi 6,25% per tahun.

Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menyatakan bahwa keputusan untuk menaikkan bunga simpanan didasarkan pada perkembangan sumber dana di industri perbankan, di mana Allo Bank mengalami dampak dari meningkatnya persaingan dalam mengumpulkan DPK. 

Baca Juga: Bidik Nasabah Korea dan Lokal, Strategi Hana Bank untuk Jaga Pertumbuhan

Pada September 2024, total DPK Allo Bank tercatat sebesar Rp 4,93 triliun, naik tipis sekitar 0,81% yoy dibandingkan Rp 4,89 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Porsi CASA juga meningkat menjadi 16,45% dari total DPK, dibandingkan 12,95% pada September 2023. Akibatnya, beban bunga bank meningkat 19,44% yoy menjadi Rp 262,64 miliar.

"Tekanan persaingan paling signifikan terjadi pada produk deposito mengingat banyak bank yang menawarkan suku bunga lebih tinggi. Tentunya kami selalu berusaha untuk menyesuaikan tingkat suku bunga produk pendanaan dengan kondisi yang ada," ungkap Indra.

Indra juga menambahkan, dengan turunnya BI Rate, diharapkan biaya dana dapat mulai turun, sehingga margin bunga bersih dari aktivitas intermediasi bisa lebih kompetitif. Namun, untuk menurunkan suku bunga simpanan, pihaknya perlu melakukan analisis mendalam sebelum melakukan perubahan.

Baca Juga: Belum Ada Setahun Beroperasi, DPK Krom Bank Melesat 348%

Kontribusi dari ekosistem CT Corpora yang memiliki lebih dari 100 juta pengguna juga menjadi pendorong pertumbuhan dana murah (CASA) nasabah berkualitas selama Kuartal III-2024. 

"Jumlah frequent users yang sangat besar ini dapat menjadi basis data inti untuk berbagai program loyalitas dan produk digital banking," ucap Indra.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×