Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan digital di Indonesia terus berupaya mengoptimalkan strategi untuk menarik Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan memanfaatkan ekosistem yang dimiliki.
PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) misalnya, memanfaatkan ekosistem CT Corpora yang memiliki lebih dari 100 juta pengguna sebagai keunggulan kompetitif.
Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menyatakan bahwa sejak peluncuran Allo Bank pada Mei 2022 hingga Agustus 2024, bank ini telah memiliki lebih dari 10 juta nasabah di seluruh Indonesia.
Allo Bank menawarkan berbagai produk perbankan digital seperti e-Wallet (Allo Pay dan Allo Pay+), Tabungan (Allo Prime dan tabungan fleksibel Allo Grow), serta Time Deposits.
Indra mengungkapkan bahwa Allo Bank menjalin kemitraan strategis tidak hanya dengan ekosistem CT Corpora, tetapi juga dengan berbagai ekosistem terkemuka lainnya melalui model Open Banking.
Baca Juga: Dana Kelolaan Nasabah Tajir di Bank Tumbuh Subur Tahun Ini
"Kami percaya bahwa strategi kolaborasi ini akan memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan nilai finansial yang kami tawarkan," kata Indra kepada Kontan.
Di samping itu, Allo Bank juga menerapkan strategi channeling dengan menggabungkan aplikasi Mobile Banking Allo Bank dengan jaringan kanal fisik seperti TransMart, Metro, Mitra Bukalapak, dan Indomaret.
Indra menambahkan bahwa strategi ini akan membuat Allo Bank lebih relevan bagi nasabah dan membantu bank dalam menjalin hubungan yang lebih mendalam serta memperoleh pangsa pasar yang lebih besar.
Namun, meski menawarkan berbagai produk, Allo Bank mencatat penurunan DPK sekitar 5,3% YoY menjadi Rp 4,58 triliun, dengan instrumen deposito masih mendominasi sebesar Rp 3,91 triliun.
"Dengan mempertimbangkan kondisi makroekonomi dan potensi pertumbuhan yang ada, kami menargetkan pertumbuhan single digit untuk DPK hingga akhir tahun 2024," imbuh Indra.
Sementara itu, PT Super Bank Indonesia atau Superbank mengandalkan ekosistem Grab untuk menarik nasabah baru. Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, mengungkapkan bahwa akses ke ekosistem Grab yang memiliki jutaan pengguna memberikan keuntungan besar.
"Kami satu-satunya bank yang mendapatkan akses di Grab," ujar Tigor.
Baca Juga: Fenomena Makan Tabungan Masyarakat Menengah Bawah Masih Terjadi
Tigor menambahkan bahwa integrasi dengan Grab adalah langkah awal bagi Superbank untuk terhubung dengan ekosistem lain, termasuk platform e-commerce Bukalapak.
Meskipun demikian, untuk tahun ini Superbank akan fokus pada ekosistem Grab, menyediakan layanan bagi pengguna dan mitra Grab untuk membuka rekening, menabung, dan menggunakan rekening sebagai metode pembayaran langsung di aplikasi Grab.
Menurut laporan terbaru, sinergi dengan Grab telah meningkatkan jumlah nasabah dan mendorong pertumbuhan DPK Superbank sebesar 71% secara tahunan menjadi Rp 993,98 miliar pada akhir Juni 2024.
PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) juga memperkuat ekosistemnya melalui kemitraan dengan Kredivo Group, platform digital yang berfokus pada kredit digital.
Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan, menyatakan bahwa integrasi dengan Kredivo menawarkan peluang besar dengan potensi pengguna mencapai 10 juta.
Hingga Juni 2024, penghimpunan DPK Krom Bank melonjak 582,35% menjadi Rp 1,46 triliun, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 214,83 miliar. Anton mengungkapkan,
"Bank digital tidak bisa bergantung hanya pada aplikasinya sendiri. Kami juga menjajaki kemitraan dengan pihak lain untuk meningkatkan pinjaman, aset, dan DPK."
Selanjutnya: Swissotel Nusantara Dibuka di Ibu Kota Nusantara
Menarik Dibaca: 5 Varian Serum Glad2Glow Sesuai Kebutuhan Kulit, Jerawat Pilih yang Mana?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News