Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Ke depan, Allo Bank akan mendorong pertumbuhan CASA dan DPK melalui produk tabungan Allo Grow, yang menawarkan fleksibilitas dalam pengelolaan tabungan dan bebas biaya bulanan. Indra menekankan pentingnya mengembangkan value proposition produk-produk pendanaan, terutama produk tabungan dengan cost of fund yang rendah.
Sementara itu, PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) memilih untuk tidak mematok suku bunga tinggi seperti bank digital lainnya. Bank Raya lebih mengandalkan inovasi fitur tabungan.
Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, menyatakan, permintaan masyarakat akan produk simpanan perbankan juga dipengaruhi inovasi fitur tabungan yang disiapkan.
Baca Juga: Mengejar Dana Murah, Tawaran Bisnis Payroll Perbankan Semakin Meriah
Dukungan fitur-fitur tersebut telah mendorong pertumbuhan simpanan Bank Raya sebesar 9,2% yoy per Agustus 2024, dengan total mencapai Rp 7,9 triliun.
Tiwi juga berharap turunnya suku bunga acuan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan dari sisi kredit dan simpanan. Saat ini, suku bunga simpanan Bank Raya berkisar antara 2% hingga 4% per tahun.
Meskipun suku bunga yang ditawarkan Bank Raya tergolong lebih rendah dibandingkan bank digital lainnya, sinergi dengan ekosistem BRI Group memungkinkan Bank Raya menjangkau jaringan yang lebih luas, terutama di pasar UMKM.
Fitur Saku Bisnis yang dikembangkan Bank Raya membantu pengusaha UMKM dalam pengelolaan keuangan, dengan kemudahan seperti menu mass transfer untuk transaksi payroll.
Baca Juga: Bank Digital Kian Gesit Mendorong Pertumbuhan Kredit Secara Langsung
Di sisi lain, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mengumumkan rencana untuk menurunkan suku bunga simpanan deposito (Deposito WOW 7 Hari) menjadi 5% efektif per 11 November 2024, dari suku bunga yang berlaku saat ini sebesar 5,50%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News