Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan perbaikan pada tingkat kredit macet atau Non Performing Financing (NPF). Di mana, hingga Desember 2024, NPF bruto terjaga di posisi 1,25% dan neto 0,21%.
Presiden Direktur BFI Finance Sutadi menyebutkan bahwa angka NPF bruto tersebut lebih rendah dari periode yang sama, di tahun sebelumnya yang mencapai 1,36%.
“Dan angka itu juga jauh lebih rendah lagi dibandingkan rerata industri yang berada di level rasio bruto 2,70%,”kata Sutadi dalam keterangan resminya, Senin (25/2).
Lebih lanjut, Sutadi mengatakan untuk NPF coverage BFI Finance tercatat sebesar 2,7x dari nilai NPF bruto. Artinya, tingkat kehati-hatian perusahaan cukup baik.
Tak hanya itu, BFI Finance juga mempertahankan gearing ratio yang sangat rendah sebesar 1,3x atau jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan OJK yakni 10x dan di bawah rerata dengan kisaran 2,31x.
Baca Juga: OJK Setujui Pengangkatan Sutadi Sebagai Presdir BFI Finance Indonesia (BFIN)
Dengan adanya perbaikan NPF tersebut, Sutadi menuturkan bahwa BFI Finance akan melakukan sejumlah strategi untuk menjaga tingkat rentabilitas yang tetap aman di tahun ini, antara lain yakni, dengan menyalurkan pembiayaan secara lebih selektif dan melakukan diversifikasi produk.
Dia juga menyebut bahwa pihaknya dalam menyalurkan pembiayaan selalu melihat terlebih dahulu dari database segmen nasabah guna menekan tingkat NPF agar tak meningkat.
“Kami pilih segmennya. Pastinya menganalisis profiling customer,” imbuhnya.
Selanjutnya, BFI Finance juga akan memilih nasabah yang sudah cukup berpengalaman dalam sektor tertentu. Melalui cara-cara itu, dia menyebut BFI Finance bisa melihat kualitas nasabah.
Di sisi lain, Sutadi menilai, meski sektor pembiayaan menghadapi tantangan ekonomi, namun BFI Finance cermat pada pengelolaan risiko dan kualitas kredit untuk menjaga stabilitas kinerja perusahaan.
Secara keseluruhan, BFI Finance membukukan total pendapatan sebesar Rp 6,3 triliun hingga Desember 2024, pendapatan ini diiringi dengan total perolehan laba setelah pajak senilai Rp 1,6 triliun.
Kemudian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) tercatat masing-masing sebesar 8,0% dan 15,7% di sepanjang tahun 2024.
“Tentu pertumbuhan itu juga didukung dari fundamental bisnis yang kuat serta rekam jejak positif, sehingga sumber pendanaan juga berkembang dengan baik hingga Desember 2024,” kata dia.
Adapun strategi yang dilakukan BFI Finance agar kinerja perusahaan tetap tumbuh positif di 2025 antara lain yaitu, dengan selalu bertransformasi sehingga relevan dengan kondisi pasar yang semakin menantang melalui berbagai strategi dan inisiatif, seperti peluasan jaringan dengan peningkatan pelayanan terpadu berbasis digital, penyediaan solusi keuangan yang bersifat customer-centric, serta pengembangan teknologi end-to-end mulai dari sisi originasi pembiayaan hingga penagihan.
Baca Juga: BFI Finance: Pelemahan Rupiah Tak Dorong Lonjakan Permintaan Alat Berat Merek China
Selanjutnya: Pembiayaan Kendaraan Listrik Adira Finance Capai Rp 379,6 Miliar pada 2024
Menarik Dibaca: Sekolah Ini Jadi yang Pertama Terapkan Positive Education, Ini Manfaatnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
