kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

BFI Finance: Pelemahan Rupiah Tak Dorong Lonjakan Permintaan Alat Berat Merek China


Rabu, 05 Februari 2025 / 20:25 WIB
BFI Finance: Pelemahan Rupiah Tak Dorong Lonjakan Permintaan Alat Berat Merek China
ILUSTRASI. Pembiayaan Tumbuh: Pelayanan nasabah di Kantor Cabang BFI Finance, Tangerang Selatan, Selasa (7/1/2025). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance mencapai Rp 501,37 triliun per November 2024 atau tumbuh 7,27% secara Year on Year (YoY). KONTAN/Baihaki/7/1/2025


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance menilai bahwa pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan permintaan alat berat merek China di pasar domestik.

Berdasarkan pantauan Kontan, mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp 16.292 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (5/2).

Sebagai informasi, alat berat merek China semakin populer di Indonesia karena harganya lebih kompetitif dibandingkan dengan merek dari AS, Eropa, dan Jepang.

Beberapa merek alat berat China yang beredar di pasar domestik meliputi Sany, LiuGong, Sinotruk, dan XCMG.

Baca Juga: Pasca RUPSLB, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi BFI Finance yang Baru

Alat Berat China Kian Diterima Pasar

Corporate Business Head PT BFI Finance Indonesia Tbk, Stanly Darisang, menyatakan bahwa pelemahan rupiah tidak menjadi faktor utama dalam peningkatan permintaan alat berat merek China.

Menurutnya, brand asal China sudah mulai berkembang pesat sejak masa pandemi.

"Peningkatan minat terhadap alat berat merek China lebih disebabkan oleh kesiapan stok, produksi yang masif, serta penerimaan pasar yang semakin baik," ujar Stanly kepada Kontan, Rabu (5/2).

Lebih lanjut, Stanly menyebutkan bahwa BFI Finance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan alat berat merek China.

Namun, alat berat merek Jepang juga tetap mengalami pertumbuhan, terutama di kelas segmen tonase yang banyak dibutuhkan pasar.

Baca Juga: BFIN: Program Strategi Nasional Berdampak Positif bagi Pembiayaan Alat Berat

Kenaikan Pembiayaan Alat Berat di 2024

Hingga Desember 2024, BFI Finance mencatatkan, kenaikan angka piutang dikelola (managed receivables) khusus untuk pembiayaan alat berat sebesar 12% secara year-on-year (YoY) netto.

Menurut Stanly, lonjakan ini didorong oleh peningkatan aktivitas di sektor pertambangan yang membutuhkan lebih banyak alat berat.

Untuk menjaga pertumbuhan penyaluran pembiayaan alat berat pada tahun 2025, BFI Finance telah menyiapkan beberapa strategi utama, antara lain: Fokus pada valuasi dan target pasar yang tepat.

Baca Juga: BFI Finance Siapkan Dana Internal untuk Pelunasan Obligasi

Diversifikasi portofolio pembiayaan agar tidak bergantung pada satu sektor saja, menawarkan berbagai promo menarik bagi konsumen.

“Kami juga akan melakukan kolaborasi dengan para mitra bisnis, serta proses kredit yang benar,” tandasnya.

Selanjutnya: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya

Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×