Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance menilai bahwa pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan permintaan alat berat merek China di pasar domestik.
Berdasarkan pantauan Kontan, mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp 16.292 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (5/2).
Sebagai informasi, alat berat merek China semakin populer di Indonesia karena harganya lebih kompetitif dibandingkan dengan merek dari AS, Eropa, dan Jepang.
Beberapa merek alat berat China yang beredar di pasar domestik meliputi Sany, LiuGong, Sinotruk, dan XCMG.
Baca Juga: Pasca RUPSLB, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi BFI Finance yang Baru
Alat Berat China Kian Diterima Pasar
Corporate Business Head PT BFI Finance Indonesia Tbk, Stanly Darisang, menyatakan bahwa pelemahan rupiah tidak menjadi faktor utama dalam peningkatan permintaan alat berat merek China.
Menurutnya, brand asal China sudah mulai berkembang pesat sejak masa pandemi.
"Peningkatan minat terhadap alat berat merek China lebih disebabkan oleh kesiapan stok, produksi yang masif, serta penerimaan pasar yang semakin baik," ujar Stanly kepada Kontan, Rabu (5/2).
Lebih lanjut, Stanly menyebutkan bahwa BFI Finance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan alat berat merek China.
Namun, alat berat merek Jepang juga tetap mengalami pertumbuhan, terutama di kelas segmen tonase yang banyak dibutuhkan pasar.
Baca Juga: BFIN: Program Strategi Nasional Berdampak Positif bagi Pembiayaan Alat Berat
Kenaikan Pembiayaan Alat Berat di 2024
Hingga Desember 2024, BFI Finance mencatatkan, kenaikan angka piutang dikelola (managed receivables) khusus untuk pembiayaan alat berat sebesar 12% secara year-on-year (YoY) netto.
Menurut Stanly, lonjakan ini didorong oleh peningkatan aktivitas di sektor pertambangan yang membutuhkan lebih banyak alat berat.
Untuk menjaga pertumbuhan penyaluran pembiayaan alat berat pada tahun 2025, BFI Finance telah menyiapkan beberapa strategi utama, antara lain: Fokus pada valuasi dan target pasar yang tepat.
Baca Juga: BFI Finance Siapkan Dana Internal untuk Pelunasan Obligasi
Diversifikasi portofolio pembiayaan agar tidak bergantung pada satu sektor saja, menawarkan berbagai promo menarik bagi konsumen.
“Kami juga akan melakukan kolaborasi dengan para mitra bisnis, serta proses kredit yang benar,” tandasnya.
Selanjutnya: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya
Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News