Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku telah mematangkan proses peralihan pengawasan perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai 31 Desember 2013 mendatang. Hal ini dilakukan agar pengawasan langsung efektif pada 1 Januari 2014.
Gubernur BI Agus D.W Martowardojo mengungkapkan, bahwa bank sentral siap untuk mengalihkan fungsi pengawasan, pengaturan dan perizinan perbankan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam masa peralihan ini, Agus menegaskan bahwa kondisi perbankan Tanah Air dalam kondisi yang sehat.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit perbankan yang sebelumnya dikhawatirkan bisa tumbuh di atas 25%, sekarang sudah berada dalam tren yang sesuai arahan BI dan berada pada kisaran 20%.
"Kondisi perbankan nasional sehat dan itu terlihat dari pertumbuhan kreditnya yang tadinya kami khawatirkan berada di atas 25%, ternyata sekarang ada di 20%. Rasio non performing loan secara nett juga berada di bawah 1%. Rasio kecukupan modal berada lebih dari 18% dan rasio terkait dengan return on asset ada di atas 3%. Jadi secara umum industri perbankannya baik dan sehat. Nanti akan dialihkan sesuai dengan amanat undang-undang," kata Agus di Gedung BI, Jumat (27/12).
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, BI telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia yang mendukung penerapan Basel 3 di perbankan nasional. Dengan penerapan ini diharapkan sisi permodalan bank nasional akan semakin kuat.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menambahkan, sejak tahun 2001 hingga 2013, perbankan Tanah Air secara aktif melakukan ekspansi. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan kala itu mencapai kisaran 20%-21%, dalam kurun waktu 12 tahun berada di kisaran 18%.
Menurut Perry, dalam waktu 12 tahun sejak 2001 sampai 2013, terjadi ekspansi yang tinggi. Namun dengan modal bank yang masih bisa terjaga dikisaran level 18% saat ini, menandakan ada akumulasi modal yang luar biasa di industri perbankan Tanah Air.
"Ini salah satu bukti perbankan Indonesia sehat. Likuiditas juga dijaga dengan baik," ucap Halim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News