Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LOMBOK. Bank Indonesia (BI) tidak hanya mengemban tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Regulator moneter dan sistem pembayaran ini juga berupaya menyalurkan dana program bina lingkungan melalui program corporate social responsibility (CSR), agar masyarakat mengenal keuangan dan perbankan.
Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, mengatakan, cara Bank Sentral berkomunikasi dengan masyarakat awam yang tidak paham moneter dan sistem keuangan adalah melakukan pembinaan dan pemberdayaan tentang kegiatan usaha. Misalnya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana memanfaatkan sumber daya manusia untuk memiliki kemampuan membentuk kegiatan usaha.
"BI akan terus berkomunikasi dengan masyarakat awam melalui pemberdayaan SDM dalam bentuk klaster," kata Mirza di Bun Mudrak Desa Sukarara-Lombok Tengah NTB, Sabtu (18/1). Wilayah NTB, misalnya, BI menyalurkan dana pembinaan sebesar Rp 1,17 miliar di akhir tahun 2013. Nah, dana tersebut terdiri dari PSBI sebesar Rp 580,02 juta, IPEBI sebesar Rp 378 juta, dan bantuan teknis untuk pelatihan dan pengembangan sebesar Rp 210,17 juta.
Bambang Himawan Kepala Perwakilan BI NTB, mengatakan, desa-desa yang ingin memperoleh dana pembinaan harus mengajukan proposal ke BI, kemudian BI akan melakukan survei kondisi dan potensi desa tersebut. Kategori desa tersebut, seperti memiliki SMD yang bagus sehingga mereka memiliki kemampuan untuk pengembangan. "Tahun 2014 misalnya, kami akan mengembangkan dua desa di wilayah Sumbawa dan satu desa di Lombok," kata Bambang.
Eva Ariesty, Analis Unit Akses Keuangan dan UMKM, Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, mengatakan Unit Akses dan Keuangan UMKM melakukan kegiatan seperti pelatihan penguatan kapasitas kelompok, pelatihan manajemen dan budidaya ternak kambing, pelatihan diversifikasi produk hasil tenun, dan pelatihan pengolahan makanan khas daerah.
"Kami juga membantu memasarkan produk usaha mereka keluar, tapi tahapnya masih untuk skala nasional, belum internasional meskipun ada wisatawan asing yang berkunjung ke desa-desa binaan di sini," terang Eva.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News