Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Data Operasi Pasar Terbuka (OPT) Bank Indonesia (BI) selama seminggu dari 3 sampai 7 Januari 2011 mencatat perkembangan sumber dana pihak ketiga (DPK) meningkat dari penempatan dana pemerintah pusat dan kembalinya uang kartal ke sistem pembayaran.
Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Difi Ahmad Johansyah, DPK rupiah naik di kelompok bank swasta, persero dan campuran. "Bank persero mengalami peningkatan tertinggi hingga Rp 24,56 triliun, dan bank swasta sebesar Rp 8,60 trilliun", papar Difi Ahmad Johansyah, dari data BI yang diterima Kontan, Selasa (12/1).
Sedangkan bank pembangunan daerah (BPD) turun hingga Rp 4,41 triliun dan KCBA juga ikut turun RP 0,16 triliun.
Selain itu, kondisi DPK valas juga mengalamai kenaikan terutama pada bank swasta sebesar Rp 1,81 triliun dan bank campuran juga naik Rp 1,15 triliun. Namun, untuk bank persero, KCBA dan BPD mengalami penurunan, yang paling besar adalah bank persero hingga Rp 3,61 triliun.
"Jika melihat per komponen, kenaikan terjadi pada deposito sebesar Rp 31,80 triliun dan tabungan sebesar Rp 7,13 triliun. Sedangkan giro mengalami penurunan sebesar Rp 11,52 triliun, seiring dengan menurunnya kredit", ujar Difi.
Kenaikan deposito dan tabungan disebabkan karena siklus awal tahun, di mana masyarakat lebih memilih untuk menyimpan uangnya untuk berjaga-jaga dan antisipasi kebutuhan tahun 2011.
Lantaran DPK memang mengalami peningkatan, namun di sisi lain kredit turun menyebabkan menyebabkan LDR turun dari 76,40% menjadi 74,71%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News