kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: LKD akan tingkatkan nasabah bank 2 kali lipat


Kamis, 20 November 2014 / 21:06 WIB
BI: LKD akan tingkatkan nasabah bank 2 kali lipat
ILUSTRASI. Dengan membayar tagihan kartu kredit secara minimum bunga kartu kredit bisa terus menggulung. REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Dalam 10 tahun ke depan, Bank Indonesia menargetkan pengembangan dan perluasan Layanan Keuangan Digital (LKD) akan meningkatkan jumlah anggota masyarakat yang terhubung dengan bank.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan, peningkatan itu diharapkan menjadi dua kali lipat dari kondisi saat ini yang baru menjangkau 20% penduduk dewasa.

Bank Indonesia, menurut Agus, meyakini bahwa dengan perluasan agen LKD dan sinergi dengan program bantuan Pemerintah, rekening uang elektronik terintegrasi ditargetkan akan naik hingga empat kali lipat dari saat ini. Karena itu, untuk modernisasi sistem pembayaran, bank sentral akan melakukan reformasi pada tiga area.

Pertama, perluasan elektronifikasi pembayaran. Kedua, pembangunan infrastruktur sistem pembayaran. Ketiga, penguatan pengaturan dan pengawasan sistem pembayaran.

"Perluasan elektronifikasi pembayaran akan terus dilakukan untuk memfasilitasi digital payment antar individu, antar entitas bisnis, pembayaran bantuan pemerintah kepada masyarakat dan pembayaran untuk penerimaan pemerintah," kata Agus dalam acara Sambutan Akhir tahun Gubernur Bank Indonesia dan Pertemuan Tahunan Perbankan 2014 di JCC, Jakarta, Kamis (20/11).

Agus bilang, untuk menunjang hal tersebut, seluruh pelaku industri pembayaran nasional akan diwajibkan untuk berkolaborasi dan mengembangkan interkoneksi agar jangkauan layanan meluas hingga ke seluruh pelosok negeri.

Untuk mewujudkannya, dukungan infrastruktur pembayaran yang terintegrasi juga akan dikembangkan antara lain melalui pembangunan gerbang pembayaran nasional.

Hal ini, kata Agus, diawali dengan pembentukan switching kartu kredit nasional dan dilanjutkan dengan pengembangan sistem yang efisien untuk pembayaran berbagai tagihan rutin. "Kami juga akan memperkuat fungsi pengawasan sistem pembayaran dengan menerapkan pengawasan berbasis risiko sebagai pelengkap macro surveillance yang dilaksanakan selama ini," jelas Agus.

Menurut Agus, ke depan, Bank Indonesia akan memfasilitasi dan menyempurnakan infrastruktur dan instrumen non tunai, sehingga seluruh penyaluran bantuan pemerintah dapat dilakukan secara non tunai. Selain itu, bank sentral juga akan memperbanyak agen LKD ke seluruh pelosok negeri.

"Dengan berbekal perangkat telekomunikasi bergerak atau mobile, masyarakat unbanked akan dengan mudah dan aman terhubung dengan layanan keuangan formal," ujar Agus.

Penggunaan transaksi non tunai ini, memungkinkan keseluruhan transaksi tercatat sebagai elektronis dan lebih efisien dari sisi waktu, media dan biaya bertransaksi. Sebab, salah satu persoalan yang selama ini membelenggu perekonomian nasional untuk dapat bersaing di era globalisasi adalah fenomena ekonomi biaya tinggi yang mempengaruhi efisiensi perekonomian misalnya praktik pungutan liar, suap, korupsi dan lemahnya tata kelola birokrasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×