kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BI masih tetapkan countercyclical buffer 0%


Selasa, 22 November 2016 / 17:17 WIB
BI masih tetapkan countercyclical buffer 0%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih menetapkan besaran tambahan modal berupa countercyclical buffer (CCB) sebesar 0%. Pasalnya, BI menilai selama enam bulan kondisi ekonomi yang masih lesu sehingga belum ada kenaikan CCB. Adapun, besaran CCB Ini masih sama seperti penetapan rasio CCB pada Mei 2016 senilai 0%.

Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, mengatakan, saat ini kondisi ekonomi sedang turun, begitu juga dengan kinerja bank yang ikut turun, sehingga BI membuat keputusan belum ada penambahan buffer pada CCB. Instrumen CCB ini seperti tabungan untuk jaga-jaga risiko kredit.

Ke depan, BI masih akan mempertimbangkan rasio CCB dengan perhitungan waktu enam bulan sekali. Nah, melihat kondisi pertumbuhan kredit yang masih lambat di tahun 2017, maka BI kemungkinan masih akan menetapkan CCB sebesar 0%.

“Kalau kredit masih tumbuh tipis maka sangat tidak mungkin BI akan naikan rasio buffer tersebut,” jelas Tirta, kepada KONTAN, Selasa (22/11).

Keputusan besaran CCB sebesar 0% tersebut didasari belum adanya indikasi pertumbuhan kredit yang berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya risiko sistemik sebagaimana ditunjukkan oleh kesenjangan antara kredit terhadap Produk Domestik Bruto (Credit to GDP gap) sebagai indikator utama CCB.

Alasan CCB masih 0% karena pertumbuhan kredit yang masih belum optimal yakni sebesar 6,47% (yoy) per September 2016, serta pertumbuhan ekonomi triwulan III-2016 sebesar 5,02% (yoy).

Selain itu, salah satu indikator pelengkap, yaitu siklus keuangan, menunjukkan bahwa siklus keuangan Indonesia masih berada pada fase kontraksi.

BI mengharapkan dengan besaran CCB sebesar 0%, maka perbankan tetap dapat meningkatkan fungsi intermediasinya dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi mengingat tidak ada kewajiban bagi bank untuk membentuk tambahan modal (buffer).

Informasi saja, tujuan dari instrumen CCB adalah untuk mencegah peningkatan risiko sistemik yang bersumber dari pertumbuhan kredit yang berlebihan (excessive credit growth) sekaligus untuk menyerap kerugian yang dihadapi perbankan melalui pembentukan tambahan modal sebagai penyangga.

Dalam penentuan besar CCB bersifat dinamis yaitu berkisar antara 0% sampai dengan 2,5% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) bank. BI akan melakukan evaluasi besaran countercyclical buffer tersebut secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×