kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Pertumbuhan kredit masih wajar


Kamis, 22 September 2011 / 17:40 WIB
ILUSTRASI. Logo Pfizer tercermin dalam tetesan jarum suntik dalam foto ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020.


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Bank Indonesia menilai target pertumbuhan kredit 24,2% (YoY) tahun ini masih dalam koridor wajar. Kualitas kredit juga jauh lebih baik lantaran penyaluran lebih banyak tertuju pada sektor produktif.

"Sektor konsumsi yang tumbuhnya lebih rendah dibandingkan kredit modal kerja dan kredit investasi," ujar Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad, Kamis (22/9).

Mengutip data BI, ekspansi pertumbuhan kredit hingga dalam tujuh bulan ditopang oleh pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). Pada Juli 2011 pertumbuhan KMK meningkat menjadi 25,3% (YoY) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 23,8% (YoY). KI meningkat menjadi 21,9% (YoY) dari posisi bulan sebelumnya sebesar 20,8% (YoY) menjadi Rp 413,450 triliun. Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi (KK) melambat menjadi 21,9% (YoY) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 23,2% (YoY).

Total kucuran kredit perbankan hingga Juli 2011 senilai Rp 1.973,59 triliun. Tumbuh 23,51% dibandingkan Juli 2010. Rinciannya, KMK sebesar Rp 950,04 triliun, KI sebesar Rp 413,450 triliun, dan KK Rp 610,11 triliun.

Walau tak menyebut angka, Muliaman mengakui ada beberapa item dari kredit konsumsi yang tumbuh cukup cepat. Misalnya, pembiayaan kendaraan bermotor.

"Namun, apakah sudah terlalu cepat, itu yang masih terus dipantau. Kalau nanti kita nilai pertumbuhan terlampau tinggi, BI akan ambil langkah-langkah. Sejauh ini masih di dalam koridor dan sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi," kata Muliaman.

Ia menambahkan, pertumbuhan kredit perbankan masih berpotensi lebih tinggi lagi. Hal ini terjadi karena kondisi permodalan perbankan dalam negeri cukup kuat. Namun, hingga seberapa besar penyaluran kredit sampai akhir tahun ini, Muliaman enggan menyebutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×