Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tak lama lagi, masa sulit perbankan menghadapi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) akan segera berakhir.
Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan, risiko kredit tidak akan naik lebih tinggi lagi pada akhir tahun 2016 maupun awal tahun 2017 mendatang, karena ekonomi mulai baik.
“Kami memperkirakan puncak rasio NPL gross pada level 3,2%,” katanya, pada acara konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (17/11).
BI mencatat perbankan memiliki rasio NPL sebesar 3,1% (gross), dan rasio NPL sebesar 1,4% (net) per September 2016. Rasio NPL tersebut lebih rendah rasio NPL sebesar 3,2% (gross) atau 1,5% (net) per Agustus 2016.
Perry bilang, meskipun rasio NPL mulai turun, namun perbankan masih akan berjaga-berjaga dengan menambah pencadangan (provisi) di akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017, sehingga aliran kredit baru akan tinggi pada kuartal II tahun 2017 setelah bank mengurangi penempatan dana pada pencadangan.
Sebagai catatan, BI memprediksi pertumbuhan kredit sebesar 10%-12% di tahun 2017, dari rencana semula BI memperkirakan pertumbuhan kredit sekitar 12%-14% di tahun mendatang. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5%-5,4% di tahun 2017 dari sebelumnya prediksi pertumbuhan ekonomi berkisar 5,1%-5,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News