Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 4,5% pada Kamis (17/5) lalu diperkirakan mulai menimbulkan efek ke industri perbankan. Efek pertama yang akan muncul menurut bankir adalah kenaikan biaya dana atau cost of fund. Kenaikan biaya dana ini disebabkan oleh naiknya suku bunga deposito.
Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga mengatakan efek kenaikan suku bunga acuan BI adalah biaya dana. "Biaya (dana bank) akan naik semua," kata Frans kepada Kontan.co.id, Senin (21/5).
Terkait seberapa besar kenaikan biaya dana ini, Frans belum bisa merinci. Namun yang jelas, kenaikan biaya dana ini akan menyebabkan suku bunga kredit mengalami kenaikan. Bahkan menurut Frans kenaikan bunga kredit ini diperkirakan akan lebih cepat.
Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI ini akan diikuti dengan kenaikan suku bunga dana bank. "Suku bunga deposito akan naik secara terbatas," kata Haryono kepada Kontan.co.id, Senin (21/5). Seberapa cepat pengaruh kenaikan biaya dana ke suku bunga kredit?
Menurut Haryono ini tergantung dari biaya dana masing-masing bank dan seberapa cepat bank ingin menurunkan margin bunga bersih (NIM).
Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) suku bunga deposito spesial rate bertenor satu bulan bank besar sudah menunjukkan kenaikan sebelum pengumuman kenaikan suku bunga acuan BI 7DRR rate lalu.
Sebagai info, suku bunga deposito spesial rate bank besar BUKU IV dan III tercatat masing-masing 5,73% dan 5,84%. Sedangkan bunga deposito spesial rate BUKU II dan BUKU I masing-masing 6,37% dan 6,78%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News