Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) berencana mencari pendanaan untuk memperkuat pemodalan tahun 2019 ini. Rencana aksi korporasi tersebut dilakukan untuk mendukung ekspansi bisnis mereka ke depan.
Rencana pertama datang dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR). Bank daerah ini berencana menerbitkan surat utang sebesar Rp 748 miliar tahun ini untuk membiayai ekspansi kredit.
Sekretaris Perusahaan BJBR M Asadi Budiman mengatakan, pihaknya akan menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 500 miliar yang rencananya akan digelar pada kuartal II atau kuartal III mendatang. BJBR juga akan menerbitkan sisa Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap 2 sebesar Rp 248 miliar yang ditargekan pada kuartal III atau kuartal IV 2019.
"Jadi disamping mengejar dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9%-10%. Kami juga akan menerbitkan obligasi untuk membiayai ekspansi kredit." kata Asadi kepada Kontan.co.id.
Tahun ini, BJBR menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 10%-12%. Target tersebut jauh lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit 2018 yang diperkirakan tumbuh 6%.
Lalu ada juga PT Bank DKI yang berencana melakukan aksi korporasi dengan mekanisme penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia tahun ini. Rencana itu memang sudah dibahas sejak tahun 2017 lalu.
Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo mengatakan, pihaknya telah menujuk tiga perusahaan sekuritas yakni Mandiri Sekuritas, RHB Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas sebagai penjamin emisi untuk merealisasikan rencana IPO tersebut. "Namun kepastian waktunya, kami masih akan melihat perkembangan pasar dan kondisi pemilu pada April mendatang,” katanya.
Bank DKI belum menetapkan target dana yang akan dihimpun dari rencana IPO tersebut karena masih dalam tahap pembahan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI. Hanya saja, Sigit menyebut, tujuan utama aksi korporasi bukan untuk meningkatkan capital adequaty ratio (CAR) melainkan untuk mendorong peningkatkan tata kelola saja. "Per September 2018, CAR kami masih 27%," kata Sigit.
Sementara Bank Jatim belum memiliki rencana mencari pendanaan di luar penghimpunan dana dari masyarakat (DPK). Sebab rasio kecukupan modal bank ini masih tergolong kuat. "CAR Bank Jatim saat ini 24,2%. Jadi untuk sementara belum ada rencana pendanaan." kata Ferdian Satyagraha, Sekretaris Perusahaan Bank Jatim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News