Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perkembangan teknologi menyulut minat masyarakat untuk menggunakan layanan jasa digital. Begitu pun halnya dalam layanan yang diberikan perbankan. Bank tidak lagi memilih membuka banyak kantor cabang untuk menjangkau masyarakat.
Bank Internasional Indonesia (BII) misalnya. Lani Darmawan, Direktur Ritel BII menyatakan, pihaknya tidak menargetkan terlalu banyak buka kantor cabang di tahun ini. BII lebih memilih mengoptimalisasi cabang-cabang yang sudah ada dan lebih menekankan kapasitas tenaga penjualan relationship officer dan juga pelatihan untuk kualitas layanan.
"Selain merupakan strategi kami, tidak semua segmen nasabah membutuhkan transaksi di kantor cabang. Bahkan, nasabah retail dan UKM kami mulai beralih ke media elektronik karena simple dan cepat," tutur Lani, pekan lalu.
Untuk itu, lanjut Lani, kebutuhan keberadaan cabang disesuaikan dengan segmen nasabah (khususnya nasabah komersial) yang membutuhkan di lokasi-lokasi tertentu. Lani juga bilang, pembukaan cabang mau tidak mau bakal berpengaruh terhadap beban per pendapatan (BOPO) dalam jangka waktu pendek.
"Walaupun dalam jangka panjang, pembukaan cabang seharusnya bisa memperbaiki BOPO sejalan dengan produktivitas cabang yang dibuka tersebut," tambah Lani.
Lani mengaku, optimalisasi cabang sudah dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya. Seperti tahun lalu, Lani menuturkan, BII hanya akan membuka sekitar 20 cabang di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News