kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BII salurkan kredit US$ 100 juta ke Grup Sintesa


Kamis, 13 Desember 2012 / 08:00 WIB
BII salurkan kredit US$ 100 juta ke Grup Sintesa
ILUSTRASI. Jadwal kualifikasi Piala Dunia 2022 Azerbaijan vs Portugal: Milli siap hadang Selecao


Reporter: Roy Franedya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski tahun 2012 tinggal sebentar lagi, perbankan masih gencar menyalurkan kredit. Salah satunya Bank Internasional Indonesia (BII). Anak usaha Maybank Berhad ini menyediakan fasilitas kredit US$ 100 juta ke Sintesa Group.

Sintesa akan membelanjakan dana pinjaman berjangka waktu 10 tahun ini untuk membiayai peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga gas dan uap, dari sebelumnya 2x40 MW menjadi 2x110 MW.

Presiden Direktur BII, Dato Khairullah Ramli, mengatakan, pihaknya mendanai Grup Sintesa karena perusahaan ini memiliki reputasi baik. Sektor usahanya juga merupakan salah satu fokus utama penyaluran kredit BII. "Salah satu spesialisasi kami adalah kredit sektor energi. Perusahaan ini prospeknya bagus karena ikut menjalankan program pemerintah mengatasi krisis energi," ujarnya, Rabu (12/12).

Sintesa Group bergerak di beberapa sektor seperti penyediaan listrik, properti, industri manufaktur dan produk consumer goods.

Direktur Global Wholesale Banking BII, Frans Raharja Alimhamsyah, mengatakan komposisi kredit energi mencapai 12% dari total kredit korporasi BII. Per September 2012, kredit korporasi yang disalurkan senilai Rp 27,8 triliun atau 37,8% dari total kredit BII yang mencapai Rp 75,9 triliun. "Akhir tahun pembiayaan korporasi bisa mencapai Rp 32 triliun," ujarnya.

Informasi saja, untuk mengatasi krisis energi, pemerintah telah mencanangkan proyek pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW. Proyek ini membutuhkan dana US$ 17,25 miliar. Berdasarkan data Perusahaan Listrik Negara (PLN), perkembangan proyek ini masih 45%. Hal ini menjadi peluang bagi sektor swasta dalam menyediakan energi.

Bank lain yang fokus pada ketahanan energi adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Komitmen pendanaan BRI untuk sektor ini mencapai Rp 30 triliun. Akhir November lalu, bank pelat merah ini baru saja memberikan pinjaman Rp 127 miliar pada Geo Dipa Energi. Pinjaman bertenor enam tahun ini digunakan untuk program revitalisasi dan optimalisasi fasilitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di hulu dan hilir unit Dieng, Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×