kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis asuransi syariah diproyeksi bakal naik, ini penyebabnya


Selasa, 21 September 2021 / 16:30 WIB
Bisnis asuransi syariah diproyeksi bakal naik, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Asuransi syariah.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi syariah diproyeksikan naik setelah perusahaan asuransi syariah bergabung dalam konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (BMN). Hal ini turut meningkatkan kontribusi bruto di masa mendatang.

"Pasti ada peningkatan atau kontribusi bruto terhadap peningkatan premi secara umum. Tapi kami belum bisa menggambarkan berapa besar peningkatannya market share dari konsorsium yang diambil oleh asuransi syariah," kata Ketua Bidang Riset dan Inovasi  Asuransi Umum Syariah AASI Pristiawan Bani, dalam diskusi daring, Selasa (21/9).

Hingga saat ini, AASI dan Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) masih membahas keterlibatan asuransi syariah dalam konsorsium. Dengan begitu, bagaimana dampak keterlibatan asuransi syariah belum bisa terasa pada tahun ini. 

Asosiasi juga masih menghitung berapa persen pasar yang bisa dikelola oleh asuransi syariah. Serta membahas terkait berapa jumlah perusahaan yang dilibatkan dalam konsorsium karena ada persyaratan yang mesti dipenuhi untuk menjadi anggota. 

Tak berbeda jauh, Direktur Eksekutif AASI Erwin H. Noekman juga menyatakan, bahwa siapa saja yang terlibat dalam konsorsium, itu masih menunggu konfirmasi dan kebijakan dari masing - masing perusahaan di asosiasi. 

Baca Juga: Asuransi syariah resmi bergabung dengan konsorsium asuransi barang milik negara

Mengingat, sebagian besar anggota asosiasi berbentuk unit usaha syariah asuransi. Maka membuka kemungkinan, perusahaan induknya sudah lebih dulu bergabung dalam asuransi BMN. 

Meski demikian, asosiasi membuka peluang dan kesempatan sebesar - besarnya bagi perusahaan full syariah maupun reasuransi syariah. Sayangnya, ia belum mau mengungkapkan bagaimana teknis keterlibatan asuransi syariah dalam konsorsium. "Untuk teknisnya, kami coba diskusikan dengan para anggota AASI pekan ini. Kami menjadwalkan hari Kami atau Jumat, jadi belum bisa kami sampaikan," terangnya. 

Sebelumnya, Direktur Barang Milik Negara Kementerian Keuangan, Encep Sudarwan, mengatakan, saat ini perusahaan asuransi syariah resmi bergabung dengan konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (BMN) pada Jumat (10/9) lalu. 

“Ini adalah hal yang baru, karena selama ini konsorsium belum melibatkan asuransi syariah. Nantinya di konsorsium akan bergabung asuransi syariah dan akan menambah kekuatan dan menambah juga perusahaan asuransi yang ada di konsorsium,” kata Encep. 

Encep menambahkan, bergabungnya asuransi syariah ini juga disambut baik oleh berbagai kalangan. Selain itu, konsorsium itu saat ini tercatat memiliki kapasitas per risiko senilai Rp 1,4 triliun, yang ditopang oleh 56 perusahaan asuransi dan reasuransi.

Diketahui, program asuransi BMN yang dimulai sejak akhir tahun 2019 tampaknya terus mencatatkan kinerja keuangan yang positif. Hal tersebut terlihat dari premi yang didapatkan dari program tersebut tumbuh hingga 117% secara tahunan menjadi Rp 45 miliar. 

Tak hanya itu, jumlah kementerian atau lembaga yang sudah mengasuransikan melalui program ini juga terus bertambah hingga sekarang mencapai 58 kementerian atau lembaga. Sebagai perbandingan, tahun 2020 jumlah kementerian atau lembaga yang mengikuti program ini baru sebanyak 13 kementerian.

Selanjutnya: AASI: Tren manfaat wakaf menjadi pendorong bisnis asuransi syariah di masa pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×