Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan alat berat dalam dua tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Tren harga komoditas dan proyek infrastruktur disebut menjadi katalisator kebangkitan pembiayaan di segmen ini setelah sebelumnya sempat melewati masa suram.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno sejak akhir 2016 lalu tren perbaikan harga komoditas semisal CPO dan batu bara berhasil mendorong permintaan alat berat di pasaran. Ditambah sejumlah proyek infrastruktur di beberapa lokasi ikut mendongkrak kebutuhan alat berat di sektor tersebut.
Kondisi ini memacu pembiayaan alat berat pada 2017 lalu, dan kemudian berlanjut di tahun ini. Melihat tingginya kebutuhan pasar, ia memperkirakan pembiayaan di segmen ini bisa mencatatkan pertumbuhan dua digit sepanjang 2018.
Suwandi yang juga Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing alias CSUL Finance juga mengakui tren ini ikut berimbas positif bagi kinerja perusahaannya.
Sampai November kemarin, dia bilang pihaknya sudah menyalurkan pembiayaan di kisaran Rp 2,8 triliun. "Pertumbuhannya sekitar 15% dibanding periode yang sama di tahun lalu," kata dia pekan lalu.
Hingga tutup tahun nanti, ia menilai CSUL masih akan bisa menjaga pertumbuhan pembiayaan di kisaran yang sama. Dengan begitu, realisasi booking perseroan sepanjang tahun ini diperkirakan bisa berada di angka Rp 3,2 triliun.
Bisnis pembiayaan alat berat memang masih menjadi tulang punggung perseroan, meski sejak beberapa tahun terakhir mulai melakukan diverifikasi bisnis ke pembiayaan konsumtif. Namun sekitar 70% pembiayaan CSUL Finance masih disumbang oleh pembiayaan alat berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News