kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,36   7,77   0.87%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis pengeloaan kas perbankan tumbuh signifikan di tengah pandemi


Selasa, 24 November 2020 / 19:06 WIB
Bisnis pengeloaan kas perbankan tumbuh signifikan di tengah pandemi
ILUSTRASI. Menara BCA. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis layanan pengelolaan kas atau cash management system perbankan mengalami peningkatan di tengah pandemi Covid-19. Pendapatan berbasis komisi yang didapat bank dari layanan itu meningkat seiring dengan kenaikan volume transaksinya. Pengembangan fitus baru dalam layana  cash management itu akan terus dilakukan untuk mendorong bisnis tersebut kedepan. 

BCA contohnya, mencatatkan transaksi cash management nasabah komersial dan usaha kecil menengah (UKM) sebesar 16% year on year (YoY) per September 2020 dengan rata-rata frekuensi per bulan 35 juta transaksi. Sementara volume transaksinya meningkat 8% YoY dengan rata-rata per bulan mencapai Rp 500 triliun. 

"Peningkatan transaksi dari bisnis pengelolaan kas ini tentu akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan Fee Based Income  BCA," kata Raymond Yonarto, Sekretaris Perusahaan BCA pada KONTAN, Senin (23/11).

Meningkatnnya kebutuhan akan adanya layanan berbasis digital telah mendorong bertambahnya jumlah nasabah Commercial-SME pengguna cash management BCA sebesar 16% YoY menjadi lebih dari 200.000. Raymond bilang, BCA akan terus mengembangkan fitur layanan open banking yang memungkinkan para pelaku usaha terhubung dengan layanan perbankan BCA untuk melayani kebutuhan transaksi keuangannya secara online. 

Sedangkan BNI mencatatkan volume transaksi layanan pengelolaan kas tumbuh 10% YoY menjadi Rp 2.500 triliun per September 2020. Ini tercermin dari solidnya pertumbuhan giro perseroan pada periode itu yang tercatat tumbuh 34%.

Baca Juga: LPS akan turunkan bunga penjaminan, untuk memotong bunga kredit dan deposito

Namun, pendapatan BNI secara keseluruhan dari layanan ini masih turun. Penyebabnya, lantaran proyek-proyek baru di masa Covid-19 mengalami penurunan. Sedangkan produk cash management lain tetap bertumbuh, seperti transaksi yang berkaitan dengan payment, collection dan liquidity management.

Kenaikan FBI dari transaksi itu ditandai dengan pendapatan dari Payment Point Online Bank (PPOB) atau layanan pembayaran online selama tagihan 24 jam dan bill payment sebesar  Rp 190 miliar per September 2020 atau tumbuh 6% YoY.  Sementara pengguna layanan pengelolaan kas BNImencapai 68.361 nasabah atau naik 73,5% dari September 2019.

Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, pihaknya  terus melakukan pengembangan fitur-fitur pada layanan pengeloaan kas atau cash management system (CMS) untuk mengakomodasi kondisi di masa post normal atau masa dimana masyarakat dipaksa berdamai dengan Covid-19.

Beberapa fitur baru yang sudah dikembangkan BNI diantaranya global transactional banking, online registration dari BNIDirect, pengembangan API corporate, serta digital tax atau pembayaran pajak untuk fintech dan e-commerce internasional melalui kanal Cash Management BNI. 

Saat ini BNI juga telah memulai pengembangan transaksi trade secara online melalui BNIDirect dan kedepan akan mengembangkan fungsi otomasi untuk pengembangan ekosistem pada platform." "Inovasi baru yang sudah dilakukan kami harapkan akan meningkatkan pertumbuhan FBI 13,5% tahun ini," kata  Agung

BRI mencatatkan volume transaksi cash management tumbuh 9%. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya utilitas fitur outgoing payment dan liquidity management. . Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, fee based income (FBI) dari CMS per September 2020 meningkat 30,3% YoY "Sampai akahir tahun, kami proyeksi FBI CMS akan naik 38% dengan volume transaksi mencapai Rp 2.765 triliun," ujarnya

Adapun jumlah penggunan CMS BRI hingga September 2020 meningkat 18% menjadi 26.000 klien. Itu terdiri dari 1.400 nasabah korporasi , 4.200 klien kementerian dan lembaga, dan sisanya klien komersial dan ritel.

Bank Mandiri mengalami kenaikan  volume transaksi cah management sebesar 24% per September. Begitu pula dengan pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dari bisnis ini tumbuh 11% yoy. 

SVP Transaction Banking Wholesale Bank Mandiri Tri Nugroho  bilang, kenaikan frekuensi transaksi ini didorong oleh peningkatan transaksi e-commerce dan wallet yang tumbuh selama masa pandemi virus corona (Covid-19).

Seiring dengan kebutuhan nasabah akan transaksi yang lebih efisien melalui e-channel dan kondisi pandemi yang membuat nasabah memilih work from home (WFH), terdapat kenaikan akuisisi nasabah pengguna cash management Bank Mandiri hampir 2 kali lipat dibandingkan tahun lalu.  Total nasabah pengguna layanan ini  mencapai 482.000 nasabah. Ada pertambahan 33.000 nasabah sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.

Selanjutnya: Agar ekonomi bisa pulih tahun depan, berikut sektor bisnis yang bisa digerakkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×