Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) juga mencatat kinerja positif. Hingga Maret 2025, Danamon mencatat pertumbuhan penyaluran kredit termasuk di dalamnya trade finance sebesar 7% YoY menjadi Rp192,7 triliun.
Transaction Banking Head Bank Danamon, Andrew Suhandinata, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan nasabah di segmen enterprise banking dan SME banking untuk pembiayaan ekspor-impor.
“Selain itu, tren ini juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA),” ujar Andrew.
Layanan trade finance Danamon, lanjutnya, banyak dimanfaatkan oleh nasabah eksportir di sektor komoditas perikanan dan barang konsumsi (consumer goods).
Baca Juga: BNI Raih 2 Penghargaan lewat Solusi Trade Finance dan Transaksi Cross Border
Untuk mendukung pertumbuhan bisnis ini, Danamon akan terus menyosialisasikan kebijakan DHE SDA serta mendorong penggunaan aplikasi Danamon Cash Connect agar nasabah dapat mengelola rekening dan aktivitas bisnis lebih mudah dan efisien.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA juga melaporkan pertumbuhan bisnis trade finance yang positif, meski tidak merinci angkanya.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan bahwa pertumbuhan berasal dari berbagai subproduk seperti letter of credit (L/C), surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN), documentary collection, dan bank guarantee yang telah terintegrasi dalam aplikasi Client Trade.
“Kami menargetkan pertumbuhan bisnis trade finance yang sehat dan berkelanjutan sepanjang 2025, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan profil risiko masing-masing sektor,” jelas Hera.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Sejumlah Bank Terlihat Positif hingga Mei 2025
Sementara itu, PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) juga melaporkan pertumbuhan positif di lini bisnis ini.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan bahwa pertumbuhan trade finance terutama disumbang oleh nasabah yang bergerak di sektor manufaktur.
“Ada pertumbuhan, khususnya dari nasabah manufaktur yang banyak melakukan pembelian bahan baku dari luar negeri,” kata Steffano.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News