kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis wealth management naik dua digit


Rabu, 16 Mei 2018 / 06:38 WIB
Bisnis wealth management naik dua digit
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis mengelola dana nasabah kaya masih menjadi incaran perbankan. Layanan yang dikenal dengan nama wealth management ini mampu tumbuh dua digit di tengah perlambatan penghimpunan dana-dana jumbo.

Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus berupaya menggali potensi pada bisnis wealth management. Bank berkode saham BBTN ini mencatat jumlah nasabah wealth management tumbuh 19,3% per kuartal I-2018.

Budi Satria, Direktur BTN mengatakan, pihaknya telah menjaring sebanyak 21.645 nasabah. Di tahun 2018 ini, nasabah yang dibidik merupakan nasabah affluent dengan kategori pendapatan mulai dari Rp 30 juta per bulan dan memiliki dana kelolaan minimal sebesar Rp 250 juta.

Bank berplat merah ini mencatat, posisi dana pihak ketiga (DPK) prioritas sebesar Rp 28,36 triliun per Maret 2018. Dana nasabah tajir ini naik 48% dibandingkan dengan sebesar Rp 19,06 triliun per dengan Maret tahun lalu.

Budi menambahkan, peningkatan tersebut terutama berasal dari optimalisasi penjualan melalui cross selling penambahan produk non bank yang lebih variatif. Selain itu juga dengan penambahan outlet yaitu outlet di BTN Prioritas Ciputat pada Februari 2018 dan outlet BTN Prioritas Bintaro pada Maret tahun ini

Serta adanya penambahan fasilitas dan manfaat untuk nasabah prioritas BTN melalui penambahan kerjasama dengan merchant yang sudah digandeng BTN.

Secara keseluruhan, bank milik BUMN ini telah menghimpun DPK sebesar Rp 194,48 triliun per Maret 2018. DPK ini tumbuh 23,54% dibandingkan Maret 2017 yang senilai Rp 157,41 triliun di.

Standard Chartered Bank Indonesia (Stanchart) juga tengah menikmati pertumbuhan bisnis wealth management. Bambang Simon Simarno Executive, Director and Head Wealth Management Standard Chartered Indonesia mengatakan, bisnis wealth management tumbuh 15% di akhir tahun lalu.

Menurut Bambang, pertumbuhan ini didukung oleh backbone terbesar dari pertumbuhan reksadana secara industri. Di tahun 2017, reksadana kelolaan Stanchart tumbuh di atas 25% secara tahunan. Kenaikan harga saham sebesar 19% di tahun lalu juga ikut menjadi pendorong.

Bank yang berpusat di Inggris ini terus melakukan strategi pengembangan bisnis wealth management. Misalnya, melalui pertemuan nasabah yang mengundang 2.500 nasabah, produk kerjasama dengan asuransi untuk meningkatkan kinerja kelolaan dana, serta produk unitlink yang dapat digunakan sebagai investasi aset di luar negeri.

Alhasil, pendapatan komisi dari wealth management meningkat 16% menjadi Rp 104,9 miliar pada kuartal I-2018 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 90,1 miliar.

Bisnis wealth management Stanchart tersebut menyumbang 36% total pendapatan bisnis ritel banking. Targetnya, kontribusi bisnis ini akan naik menjadi 55%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×