Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi ternyata memberikan berkah bagi bisnis wealth management bagi perbankan. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan dana kelolaan nasabah prioritas Emerald mencapai Rp 166 triliun.
General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia menyatakan Asset Under Management (AUM) Emerald 2021 tumbuh positif dibandingkan tahun lalu. Ini terjadi meskipun penurunan tingkat suku bunga memberikan tantangan yang cukup besar dengan turunnya dana kelolaan di Deposito.
"Pada 2021 AUM tetap tumbuh ditopang oleh tabungan yang naik sebesar 15% dan Investasi yang meningkat 20%. Emerald saat ini mengelola lebih dari Rp. 166 Triliun dana nasabah di BNI," ujar Henny kepada Kontan.co.id pada Selasa (8/2).
Ia optimistis, bisnis wealth management BNI masih akan tumbuh di 2022 meskipun di tengah kebijakan Tappering Off The Fed dan rencana kenaikan tingkat suku bunga.
Baca Juga: Commonwealth Bank Andalkan Digitalisasi untuk Memacu Bisnis Wealth Management di 2022
BNI Emerald akan fokus pada solusi keuangan dan alternatif produk yang yang memberikan return optimal bagi nasabah Emerald.
"Upaya yang akan dilakukan di tahun 2022 di antaranya dengan memperluas coverage Investment Specialist sehingga layanan advisory kepada nasabah Emerald akan lebih meningkat," paparnya.
Ia berharap langkah ini akan berdampak pada peningkatan dana kelolaan nasabah. Seiring dengan strategi peningkatan dana kelolaan, akusisi nasabah baru dan upgrade segmen di tahun 2022 juga diproyeksikan terus tumbuh sebagaimana tahun lalu melalui berbagai program top up.
"Berkaca dari tahun 2021 fee based income bisnis wealth management meningkat di atas 20% di bandingkan 2020. Hal ini didorong dengan pertumbuhan minat nasabah pada produk obligasi pemerintah melalui pembelian di secondary market," tambahnya.
Ia melihat dengan kebijakan suku bunga rendah di tahun 2021 membuat nasabah lebih aktif berinvestasi pada instrumen obligasi yang tetap bisa memberikan regular kupon setiap 6 bulan sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News