Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat sepanjang tahun 2013 lalu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mampu menunjukkan taringnya. BMRI menorehkan laba cukup kuat, bahkan berada di atas estimasi para analis.
Dari laporan keuangan BMRI full year 2013, perseroan mendulang laba Rp 18,2 triliun atau tumbuh 17,4% year-on year (yoy). Perolehan laba ini mayoritas ditopang penyaluran kredit sebesar Rp 472,4 triliun.
Penyaluran kredit ini tumbuh 21,5% dibandingkan periode sama tahun 2012 yang senilai Rp 388,8 triliun. Raymond Budiman, Analis Panin Sekuritas menyatakan, laba bersih BMRI itu tumbuh di atas ekspektasinya yang sebesar Rp 17,8 triliun.
Total dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 15,2%, sejalan dengan pertumbuhan industri. Menurut Raymond, strategi BMRI di tahun 2013 dengan terus melakukan ekspansi kredit cukup membuat indikator keuangan BMRI tumbuh di atas target awal tahun.
"BMRI juga berhasil menekan kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dengan cukup baik," katanya. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) berada di level 84.5%, dan rasio NPL lebih rendah dari perkiraan yakni sebesar 1,6%.
Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas Andy Ferdinand mengatakan, di tahun 2013, BMRI berhasil menjaga rasio kredit yang cukup baik dengan menggenjot segmen mikro.
Asal tahu saja, sektor mikro tumbuh cukup tinggi sebesar 42,3% menjadi Rp 27 triliun. "Hal ini sejalan dengan prioritas bank mandiri untuk memperkuat high yield segment. Dan cukup berhasil terhadap kinerjanya," kata Andy.
Hitungan Andy, meski cost of fund BMRI masih sedikit naik, namun secara konsolidasi, ada kenaikan yield. Sehingga Net Interest Margin (NIM) BMRI masih kuat, sebesar 5,68%. "Laba bersih BMRI 107% di atas estimasi kami," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News