kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNI dan BRI kembangkan fitur baru untuk dorong pertumbuhan cash management


Selasa, 10 November 2020 / 20:23 WIB
BNI dan BRI kembangkan fitur baru untuk dorong pertumbuhan cash management
ILUSTRASI. Beberapa bank besar terus melakukan pengembangan fitur-fitur pada layanan pengeloaan kas atau cash management system (CMS)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus melakukan pengembangan fitur-fitur pada layanan pengeloaan kas atau cash management system (CMS) untuk mengakomodasi kondisi di masa post normal atau masa dimana masyarakat dipaksa berdamai dengan Covid-19.

Beberapa fitur baru yang sudah dikembangkan BNI diantaranya global transactional banking, online registration dari BNIDirect, pengembangan API corporate, serta digital tax atau pembayaran pajak untuk fintech dan e-commerce internasional melalui kanal Cash Management BNI.

Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, saat ini BNI juga telah memulai pengembangan transaksi trade secara online melalui BNIDirect.

"Ke depannya, kami berencana untuk mengembangkan fungsi otomasi untuk pengembangan ekosistem pada platform. Sehingga akan memudahkan nasabah-nasabah melakukan transaksi melalui Cash Management BNI, yaitu BNIDirect, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (9/11).

Dengan pengembangan fitur-fitur tersebut, BNI memperkirakan pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dari layanan CMS bisa tumbuh 13,5% sampai dengan akhir tahun.

Baca Juga: Luncurkan fitur baru, BNI prediksi pendapatan cash management tumbuh 13,5% di 2020

Agung bilang, melalui fitur-fitur unggulan Cash Management BNI maka masyarakat akan lebih mudah melakukan transaksi-transaksi perbankan di mana saja.

Per September 2020, volume transaksi layanan pengelolaan kas BNI masih tumbuh cukup baik yakni 10% menjadi Rp 2.500 triliun. In tercermin dari solidnya pertumbuhan giro BNI pada periode itu yang tercatat tumbuh 34%.

Namun, pendapatan BNI secara keseluruhan dari layanan ini masih turun. Penyebabnya, lantaran proyek-proyek baru di masa Covid-19 mengalami penurunan. Sedangkan produk cash management lain tetap bertumbuh, seperti transaksi yang berkaitan dengan payment, collection dan liquidity management.

Kenaikan FBI dari transaksi itu ditandai dengan pendapatan dari Payment Point Online Bank (PPOB) atau layanan pembayaran online selama tagihan 24 jam dan bill payment sebesar  Rp 190 miliar per September 2020 atau tumbuh 6% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). "Inovasi baru yang sudah dilakukan kami harapkan akan meningkatkan pertumbuhan FBI hingga Desember 2020," ujar Agung.

Sementara hingga kuartal III 2020, BNI telah berhasil melakukan penambahan sejumlah 14.995 nasabah baru sebagai pengguna Cash Management BNI. Itu tumbuh  43%  secara YoY. Sehingga total pengguna layanan pengelolaan kas BNI per September 2020 mencapai 68.361 nasabah atau bertambah 73,5% dari September 2019.

BRI

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga terus melakukan pengembangan fitur-fitur baru pada layanan CMSnya. Adapun yang sudah dikembangkan dari Januari-September tahun ini diantaranya mass billing payment dan virtual account.

Lalu BRI melengkapi fitur liquidity management untuk korporasi, penyempurnaan sistem host to host (H2H) dengan beberapa klien korporasi, forex, bank garansi dan trade finance online, serta pengembangan API untuk memudahkan nasabah bertransaksi dari sistem internal mitra.

Dengan pengembangan fitur-fitur anyar itu, pendapatan yang diperoleh BRI dari bisnis pengelolaan kas itu berhasil tumbuh. Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, fee based income (FBI) dari CMS per September 2020 meningkat 30,3% YoY

Volume transaksinya juga meningkat sebesar 9% di tengah pandemi ini. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya utilitas fitur outgoing payment dan liquidity management. "Sampai akahir tahun, kami proyeksi FBI CMS akan naik 38% dengan volume transaksi mencapai Rp 2.765 triliun," kata Astika, Selasa (10/11).

Adapuan jumlah penggunan CMS BRI hingga September 2020 meningkat 18% menjadi 26.000 klien. Itu terdiri dari 1.400 nasabah korporasi , 4.200 klien kementerian dan lembaga, dan sisanya klien komersial dan ritel.

Selanjutnya: BNI targetkan pendapatan cash management tumbuh 13,5%, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×