kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Luncurkan fitur baru, BNI prediksi pendapatan cash management tumbuh 13,5% di 2020


Senin, 09 November 2020 / 18:13 WIB
Luncurkan fitur baru, BNI prediksi pendapatan cash management tumbuh 13,5% di 2020
ILUSTRASI. Kantor cabang BNI


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus melakukan pengembangan fitur-fitur pada layanan pengelolaan kas atau cash management system (CMS) untuk mengakomodasi kondisi di masa post normal atau  masa dimana masyarakat dipaksa berdamai dengan Covid-19. 

Beberapa fitur baru yang sudah dikembangkan BNI diantaranya adalah global transactional banking, online registration dari BNIDirect, pengembangan API corporate, serta digital tax atau pembayaran pajak untuk fintech dan e-commerce internasional melalui kanal Cash Management BNI. 

Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, saat ini perusahaan juga telah memulai pengembangan transaksi trade secara online melalui BNIDirect.

"Ke depannya, kami berencana untuk mengembangkan fungsi otomasi untuk pengembangan ekosistem pada platform. Sehingga akan memudahkan nasabah-nasabah melakukan transaksi melalui Cash Management BNI, yaitu BNIDirect, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," kata dia pada Kontan.co.id, Senin (9/11). 

Dengan pengembangan fitur-fitur tersebut, BNI memperkirakan pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dari layanan CMS bisa tumbuh 13,5% sampai dengan akhir tahun.  Agung bilang, melalui fitur-fitur unggulan Cash Management BNI maka masyarakat akan lebih mudah melakukan transaksi-transaksi perbankan di mana saja. 

Baca Juga: Dorong CASA, BNI Syariah sebut kinerja kuartal III tumbuh positif

Per September 2020, volume transaksi layanan pengelolaan kas BNI masih tumbuh cukup baik yakni 10% menjadi Rp 2.500 triliun. In tercermin dari solidnya pertumbuhan giro BNI pada periode itu yang tercatat tumbuh 34%. 

Namun, pendapatan BNI secara keseluruhan dari layanan ini masih turun. Penyebabnya, lantaran proyek-proyek baru di masa Covid-19 mengalami penurunan. Sedangkan produk cash management lain tetap bertumbuh, seperti transaksi yang berkaitan dengan payment, collection dan liquidity management.

Kenaikan FBI dari transaksi itu ditandai dengan pendapatan dari Payment Point Online Bank (PPOB) atau layanan pembayaran online selama tagihan 24 jam dan bill payment sebesar  Rp 190 miliar per September 2020 atau tumbuh 6% dari periode yang sama tahun lalu (yoy).

"Inovasi baru yang sudah dilakukan kami harapkan akan meningkatkan pertumbuhan FBI hingga Desember 2020," ujar Agung.

Sementara selama sembilan bulan pertama itu, BNI telah berhasil melakukan penambahan sejumlah 14.995 nasabah baru sebagai pengguna Cash Management BNI. Itu tumbuh  43%  secara YoY. Sehingga total pengguna layanan pengelolaan kas BNI per September 2020 mencapai 68.361 nasabah atau bertambah 73,5% dari September 2019.

Selanjutnya: Bank ramai-ramai gelar aksi korporasi jelang akhir tahun, ini kata analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×