kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BNI Japan Desk bidik kredit US$ 400 juta


Senin, 28 Januari 2013 / 11:34 WIB
BNI Japan Desk bidik kredit US$ 400 juta
ILUSTRASI. Ilustrasi saham Bursa Efek Indonesia./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Bank terus menambah nasabah untuk memperbesar kapasitas bisnis. Salah satunya menggaet perusahaan asal negara lain yang berhubungan bisnis dengan Indonesia. Ini dilakukan Bank Negara Indonesia (BNI) selama dua tahun terakhir dengan membentuk Japan Desk. 

Pada tahun ini, BNI telah memiliki 43 kerjasama dengan Japan Bank Regional Bank (JBR). Kerjasama itu terbagi dalam dua skema. Pertama, kerjasama bilateral antara BNI dan JRB. Kedua, kerjasama dengan JRB di bawah koordinasi Japan Bank of Internasional Cooperation (JBIC).

Senior Vice President and Head of International BNI, Abdullah Firman Wibowo bilang, perseroan ini mengincar penyaluran kredit melalui Japan Desk sebesar US$ 400 juta di sepanjang tahun ini. Kredit tersebut diimbangi peningkatan transaksi trade finance dengan rata-rata eksposur US$ 300 juta per bulan. "Trade finance prioritas utama untuk cabang luar negeri BNI," katanya.

Dari aktivitas Japan Desk, BNI memperoleh pemasukan bunga dan komisi (fee based income). Potensi lain berupa peningkatan dana murah lantaran perusahaan asal Jepang dan para mitranya akan membuka rekening giro di BNI.

Tahun ini, BNI berupaya menjaga rasio margin bunga bersih (NIM). Sedangkan fee based income diarahkan untuk menutup biaya operasional. "Strategi bisnis global dapat memberikan profit yang optimal," kata Firman.

Perusahaan Jepang di Indonesia yang menjadi nasabah BNI sekitar 200 perusahaan. Mereka umumnya menjadi nasabah Giro dengan nilai simpanan senilai Rp 1,3 triliun pada tahun 2012. Tahun 2013, mereka membidik kenaikan simpanan dua hingga tiga kali lipat. Sedangkan jumlah nasabah diharapkan bertambah 100 perusahaan.

Menurut Firman, BNI telah menambah satu kantor cabang pembantu atau sub branch di Osaka, Jepang, pada Desember 2012. BNI telah memperoleh izin dari Financial Services Agency (FSA) Japan dan Bank Indonesia. Pemilihan cabang di Osaka karena perusahaan-perusahaan Jepang yang berbisnis ke Indonesia berada di sekitar kota tersebut.

Bisnis BNI Japan Desk tidak dibatasi oleh bank sentral Jepang. Cabang BNI di negeri Matahari Terbit ini di antaranya kredit, trade finance, jasa pengiriman uang, tresuri, cash management, kredit konsumer seperti kartu kredit dan kredit pemilikan rumah (KPR) termasuk advisory dan konsultasi. "Kami juga bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan kawasan industri di Indonesia untuk menyiapkan taman industri bagi para investor Jepang," kata Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×