kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyelenggara e-money makin banyak


Jumat, 25 Januari 2013 / 10:44 WIB
Penyelenggara e-money makin banyak
ILUSTRASI. Simak kurs dollar-rupiah di BRI jelang tengah hari ini, Jumat 24 September 2021. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/aww/18.


Reporter: Nina Dwiantika, Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Perbankan maupun non-bank semakin tertarik menekuni bisnis electronic money (e-money). Pada awal Januari 2013 ini, Bank Indonesia (BI) tengah memproses izin lima calon penerbit e-money. BI memastikan, jika ke-lima calon perusahaan ini memenuhi syarat, maka tahun ini izin akan diberikan.

Boedi Armanto, Direktur Eksekutif Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran BI, menyampaikan lima calon itu berasal dari sektor perbankan dan non-bank. Namun, ia merahasiakan identitas calon itu. Yang selama ini gencar ingin menyasar bisnis ini adalah Bank Permata. "Mereka sudah memasukkan izin ke BI," katanya, Rabu (23/1).

Puji Atmoko, Deputi Direktur Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran BI, menambahkan para calon itu masih melengkapi beberapa persyaratan lagi. Itu antara lain  kesiapan sistem, sumber daya manusia (SDM), keamanan, kelayakan produk sampai proses ujicoba produk. Jika bisa melalui proses tersebut maka bisa memasarkan produk e-money. "Calon penerbit juga harus berbadan hukum Indonesia," ucap Puji.

Saat ini, BI telah memberikan izin kepada 13 penerbit e-money. Bank yang telah memiliki e-money seperti Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank DKI  dan Bank Mega. Perusahaan non bank penyelenggara e-money adalah Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), Syke Sab Indonesia, Indosat, XL Axiata, Finnet Indonesia, dan Artajasa Pembayaran Elektronis.

Satu reader

E-money terdiri dari dua jenis, yakni tanpa registrasi dengan maksimum plafon
sebesar Rp 1 juta dan dengan registrasi maksimal Rp 3 juta. Puji menyampaikan, kecilnya plafon e-money untuk menjaga keamanan nasabah, karena bank tak menjamin e-money jika terjadi kehilangan.

BI mencatat, per November 2012 jumlah e-money yang beredar sebanyak 21,55 juta per, naik 48% dibandingkan awal Januari 2012 sebesar 14,54 juta. Sedangkan volume transaksi  11,44 juta, tumbuh 152% dan nilai transaksi naik 72% menjadi Rp 191 miliar.

Ke depan BI akan mengintegrasikan transaksi e-money dengan satu pembaca (reader). Saat ini,  13 penerbit e-money memiliki reader masing-masing. "Nanti akan ada satu reader yang dapat membaca enam sampai tujuh e-money yang berbeda-beda dari setiap penerbit," jelas Boedi.

Bila rencana ini sukses, Puji yakin, e-money dapat mendorong transaksi keuangan mikro. Misalnya, seorang pedagang yang ingin membeli bahan baku dapat membayar belanjaannya dengan e-money, tanpa harus membawa dana tunai.

Suwignyo Budiman, Direktur BCA, sependapat. Oleh karena itu, BCA telah membidik pasar ritel dengan memasang reader di merchant-merchant di beberapa pusat perbelanjaan seperti Kelapa Gading dan Puri Indah. Menurutnya, ongkos pemasang reader atau penerbitan Flazz BCA akan terbayar jika masyarakat paham dan mau menggunakan e-money. Masalahnya, BCA kesulitan mengedukasi masyarakat menggunakan e-money.       n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×