Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) meminta merger Bank BUMN tak perlu dipaksakan. Sebab proses merger Bank BUMN mememerlukan effort yang besar dan memakan waktu lama.
Menurut Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI, proses merger antar bank BUMN bukanlah hal yang mudah. Sebab merger ini memerlukan effort yang besar dan memakan waktu yang lama. "Sementara manfaatnya belum tentu sebesar yang diharapkan. Misalkan kalau merger Bank BUMN dipaksakan, apa bisa menjamin kita bisa masuk 5 bank terbesar di ASEAN?," kata Baiquni di Jakarta, Rabu (15/4).
Baiquni menegaskan di depan mata sudah begitu banyak tantangan dan peluang yang harus dihadapi perbankan nasional. Oleh sebab itu, ia menganggap sebaiknya bank BUMN fokus melakukan konsolidasi namun secara bisnis. "Misalkan konsolidasi dalam hal infrastruktur yang membuat bisnis bisa lebih efisien dan menguntungkan," ujar Baiquni.
Selain itu, perbankan BUMN juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam hal pembiayaan infrastruktur. Pemerintahan saat ini menekankan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi. "Sementara tidak mungkin pembiayaan infrastruktur mampu ditangani satu bank BUMN. Disinilah perlu konsolidasi bisnis dengan menyalurkan pembiayaan infrastruktur dengan skema sindikasi," pungkas Baiquni.
Sebagaimana diketahui, wacana merger Bank BUMN berhembus kencang setelah beredar kabar pemerintah ingin mendorong proses merger antara Bank Mandiri dengan BNI. Merger ini diharapkan menghasilkan satu bank nasional yang mampu bersaing di kawasan ASEAN begitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di sektor perbankan berlaku mulai tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News