Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan biaya dana menjadi salah satu penyebab kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sedikit landai di semester I/2024. Hal tersebut menyebabkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) BNI terkoreksi.
Pada enam bulan pertama tahun ini, BNI mencatat NIM sebesar 4%. NIM tersebut mengalami koreksi 56 basis poin (bps).
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini optimistis NIM BNI bisa lebih meningkat di akhir tahun ini. Sejalan dengan adanya potensi penurunan suku bunga acuan.
“Kami sudah proyeksikan NIM semester kedua BNI pasti akan lebih baik dibandingkan NIM semester pertama BNI,” ujar Novita, Jumat (30/8).
Baca Juga: Bisnis Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI Tumbuh 45,5% hingga Kuartal II-2024
Ia juga menegaskan, sejatinya dari sisi pendapatan bunga BNI di periode semester I 2024 lalu sudah sejalan dengan target. Pendapatan bunga itu didorong pertumbuhan kredit.
Namun, ia menyadari bahwa tantangan justru dari beban bunga yang dikarenakan adanya kenaikan cost of fund.
Tak main-main, beban bunga yang harus ditanggung BNI pada periode tersebut mencapai Rp 13,1 triliun. Beban tersebut mengalami peningkatan hingha 41,5% secara tahunan (yoy).
“Namun, sejak Juni ataupun Juli, cost of fund relatif lebih terkontrol seiring dengan perbaikan kondisi likuiditas BNI,” ujar Novita.
Tak hanya itu, ia melihat, saat ini BNI terbantu dengan proporsi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki BNI. Hal tersebut terbantu dengan aplikasi Wondr yang mampu mendorong transaksi.
Menurut Novita, hal tersebut membantu NIM BNI bisa naik lebih bagus. Didorong pula oleh pertumbuhan kredit yang lebih baik.
“Yang pertama dari membaiknya pertumbuhan dan juga cost of fund yang lebih terjaga,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News