Reporter: Yoliawan H | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat penurunan rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dan rasio credit cost di akhir tahun 2017. Hal itu disebabkan oleh membaiknya rasio kredit bermasalah (NPL) BNI di Desember 2017.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, terkait biaya CKPN yang secara best practice diindikasikan dengan rasio credit cost, untuk BNI sendiri selama tahun 2017 mengalami penurunan atau perbaikan dari 2,0% pada tahun 2016 menjadi 1,6% di akhir tahun 2017.
“Penurunan ini seiring dengan membaiknya kualitas aset kredit BNI yang ditunjukkan dari penurunan rasio NPL menjadi 2,3% pada 2017 dari sebelumnya 3,0%,” jelas Herry kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).
Sebagai gambaran, rasio CKPN BNI pun mengalami penurunan di Desember 2017. Tercatat rasio CKPN BNI sebesar 2,12% lebih baik dari tahun sebelumnya sebesar 2,72%.
Herry menjelaskan, perbaikan rasio NPL ini merupakan dampak strategi BNI yang selektif dalam pemberian kredit, terutama pada sektor-sektor yang high risk.
“Selain itu penurunan NPL juga didukung dari berhasilnya proses remedial dan restrukturisasi debitur bermasalah selama tahun 2017,” tutup Herry.
Sekadar informasi, BNI mencatat sepanjang tahun 2017 lalu telah melakukan penyelamatan kredit bermasalah sebesar Rp 2,22 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News