Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Sis Apik menyampaikan, selain memberikan dukungan permodalan melalui KUR, BNI juga berperan dalam membangun ekosistem pertanian florikultura dengan membentuk jaringan serta pendampingan terhadap UKM serta korporasi.
Pendampingan dan pemberdayaan kelompok tani tersebut dilakukan agar dapat menjadi hub dalam jaring ekosistem yang ada.
BNI juga mengaktifkan collection agent serta fungsi Agen46 (agen laku pandai) untuk menjadikan transaksi keuangan sebagai suatu close loop system.
“Acara ini sangat penting sejalan dengan upaya pemerintah mendorong ekspor komoditas unggulan sebagai sumber devisa. Saat ini preferensi pasar internasional mulai berubah ke arah tanaman tropis. Kondisi tersebut tentu memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negeri karena potensi pengembangan tanaman hias tropis di Indonesia sangat tinggi," ujar Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis pada Jumat (7/5).
Baca Juga: Ingin ajukan kredit tanpa agunan di Bank BNI? Ini syaratnya
Indonesia memiliki berbagai tanaman hias yang sangat khas. Tanaman-tanaman hias khas Indonesia ini ternyata dibutuhkan dan diminati hampir oleh seluruh negara. Di Jepang, di Asia, Saudi Arabia dan jazirah Arab lainnya, Inggris, Eropa, maupun di benua Amerika.
Dengan terbukanya akses pasar ekspor, maka posisi tawar petani tanaman hias semakin kuat dan menjadi solusi ekonomi di tengah pandemi saat ini.
Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil dan Program BNI Bambang Setyatmojo menyampaikan, realisasi KUR di sektor pertanian yang telah disalurkan selama tahun 2021 hingga bulan April sebesar Rp 2,7 triliun serta menyentuh 67 ribu penerima KUR di seluruh Indonesia.
Harapannya, meski di tengah pandemi, BNI semakin giat mendorong UMKM-UMKM Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan ekspor untuk dapat memulihkan ekonomi nasional yang semakin bertumbuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News