Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan kredit 2022 bisa lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini bilang BNI memproyeksi kredit tahun depan berada kisaran 7% hingga 10% year on year (yoy).
“Didukung ekspansi debitur top tier segmen korporasi, kemudian kredit segmen menengah yang diperkirakan diproyeksi tumbuh positif lalu konsumer. Dengan adanya upaya pemerintah disertifikasi ekonomi, kami optimis tahun depan akan ada peningkatan dari industri pengolah, pertanian, perkebunan, dan perikanan,” katanya secara virtual pada Senin (25/10).
Ia menyatakan optimisme ini melihat hasil yang baik dari upaya pemerintah dalam penanganan covid-19 melalui program vaksin dan pembatasan PPKM. Sehingga kasus covid-19 mulai terkendali, ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan permintaan kredit perbankan.
“Ini terlihat pada tingkat pertumbuhan kredit perbankan jadi positif sejak Juni. Respon dunia usaha seperti manufaktur, perdagangan, keuangan, pasar modal, migas, dan telekomunikasi menunjukkan arah pertumbuhan bisnis yang positif,” tuturnya.
Baca Juga: BI Fast akan pangkas pendapatan komisi bank, tapi tak signifikan
BNI juga yakin target kredit yang telah ditetapkan sepanjang 2021 bisa tercapai. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan hal ini tidak terlepas dari kondisi pandemi makin mereda, protokol kesehatan yang dijaga, vaksinasi nasional terus meningkat, ini semua memberikan harapan dan keyakinan ekonomi akan terus membaik,
“Kredit BNI sampai kuartal 3 tumbuh 3,7% yoy, ini inline dengan industri tumbuh 2,2% di September 2021. Memang pertumbuhan kredit ini sedikit melambat karena kuartal tiga ini diwarnai peningkatan covid secara nasional dan adanya penerapan PPKM, sehingga debitur belum maksimal menarik fasilitasnya,” ujarnya.
Namun BNI melihat kondisi ini akan membaik di kuartal keempat 2021. Oleh sebab itu, ia yakin bisa mencapai pertumbuhan kredit hingga akhir tahun di level 5% hingga 7% yoy. “Dengan fokus ke segmen yang profil risikonya rendah, dan pada top tier debitur yang menjadi leading market di masing-masing industri,” jelasnya.
BNI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 569,73 triliun hingga kuartal ketiga 2021. Nilai itu tumbuh 3,7% year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 550,04 triliun.
Baca Juga: Bank Mandiri bidik fasilitas kredit ke UMKM vendor Sekar Bumi Group
Ia mengakui pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19 sempat terhambat oleh penerapan PPKM di Agustus 2021. Seiring pelonggaran di September, terjadi peningkatan bisnis dan sosial masyarakat. Ini ikut berdampak pada perekonomian dan permintaan kredit.
“Kami melihat kredit konsumsi dan modal kerja jadi motor pertumbuhan kredit. September 2021, kredit BNI tumbuh 3,7% yoy di didorong oleh pertumbuhan di segmen lower risk segment yakni kredit konsumer yang tumbuh 9,9% yoy dimana yang paling signifikan di kredit berbasis payroll 17,5% yoy,” paparanya.
Lanjut ia, kredit produktif BNI utamanya datang dari kredit KUR tumbuh 38%. Lalu kredit private corporate tumbuh 5,2%. Adapun kredit produktif yang meningkat ada di sektor perindustrian, transportasi, telekomunikasi, pertanian, dan perdagangan.
Bila dirinci, kredit ke corporate private BNI mencapai Rp 175,9 triliun di September 2021, naik 5,2% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp 167, 2 triliun.
Kredit usaha rakyat (KUR) naik 38% yoy dari Rp 29,9 triliun menjadi Rp 41,3 triliun di kuartal ketiga 2021. Lalu kredit payroll naik 17,5% yoy dari Rp 29,1 triliun menjadi Rp 34,1 triliun di September 2021.
Selanjutnya: BNI optimistis kredit bisa tumbuh 5% hingga 7% di penghujung 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News