Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus meningkatkan layanan digital bagi nasabah. Oleh sebab itu, bank bersandi saham BBNI ini meningkatkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) IT.
“Capex BNI 2021 sebesar 3% dari gross income atau revenue. Nilai ini naik 84% dari tahun 2020. Dana itu untuk pengembangan TI dan digitalisasi,” ujar Direktur BNI YB Hariantono kepada Kontan.co.id, Selasa (18/5).
Memang digitalisasi yang dilakukan oleh BNI telah membuahkan hasil. Tercermin dari nilai transaksi mobile banking BNI mencapai Rp 138 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 33,2% dibandingkan Maret 2020 sebesar Rp 103 triliun.
Baca Juga: Perkuat layanan digital, perbankan siapkan belanja modal IT besar pada 2021
Hal itu tak terlepas dari meningkatnya jumlah pengguna BNI Mobile Banking mencapai 8,56 juta. Jumlah itu tumbuh 58,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sedangkan jumlah transaksi yang dilakukan melalui BNI Mobile Banking mencapai 95 juta pada kuartal I-2021 atau meningkat 50,4% dibandingkan kuartal I-2020 yang mencapai 63 juta transaksi.
BNI merinci tingginya animo pengguna BNI Mobile Banking didorong oleh fitur-fitur terbaru yang diluncurkan untuk melengkapi layanan di dalamnya. Antara lain seperti Biometric Login, pembukaan rekening secara digital dengan fitur pengenalan wajah atau face recognition, peminjaman dana, pengelolaan tagihan kartu kredit, pengembangan e-wallet, hingga pengembangan QR payment.
Peningkatan juga terjadi pada platform digital transactional banking atau BNIDirect, yang menawarkan solusi terintegrasi untuk layanan Payment Management, Collection Management, Liquidity Management, Value Chain Management, hingga Open Banking Solution.
Hingga Maret 2021, jumlah nasabah cash management BNI mencapai lebih dari 72.000, meningkat 24% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan volume transaksi di 3 bulan pertama tahun 2021 mencapai Rp 968 triliun yang meningkat 22,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Selanjutnya: Ini penyebab pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal I-2021 kontraksi 5,1% yoy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News