kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPD telah salurkan dana PEN sebesar Rp 36,4 triliun


Kamis, 20 Mei 2021 / 16:01 WIB
BPD telah salurkan dana PEN sebesar Rp 36,4 triliun
ILUSTRASI. Hingga saat ini, BPD telah menyalurkan dana PEN sebesar Rp 36,4 triliun.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) mendapatkan penempatan dana dari pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk disalurkan ke dalam kredit. Hingga saat ini, BPD telah menyalurkan dana PEN sebesar Rp 36,4 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Wimran Ismaun mengatakan, penyaluran kredit tersebut telah mencapai 2,2 kali dari penempatan dana yang dilakukan pemerinatah. "Ke sektor UMKM, telah disalurkan sebesar 22,59% dan ke non UMKM sebesar 77,41%," katanya dalam paparan virtual, Kamis (20/5).

Penempatan dana PEN tersebut diharapkan bisa terus mendorong pemulihan ekonomi yang dimulai dari daerah.  Wimran mengatakan, kinerja BPD masih tercatat positif di tengah tekanan pandemi.

Tahun 2020, penyaluran kredit rata-rata BPD yang ada dibawah Asbadan sebanyak 27 bank mencapai 5,15% secara year on year (YoY). Sementara kredit perbankan secara nasional terkontraksi 2,41%. Laba BPD tumbuh 6,64% menjadi Rp 12,07 triliun.

Baca Juga: Perbankan siap kembangkan bisnis paylater

BPD juga telah melakukan restrukturisai kredit kepada nasabah UMKM maupun bukan UMKM, berupa rescheduling maupun penurunan suku bunga. Namun, pelaksanaan restrukturisasi  meghadapi kendala terkait kerja sama dengan perusahaan asuransi.

Wimran bilang, saat ini banyak klaim perusahaan asuransi yang belum atau tidak bisa diselesaikan sehingga menjadi kekhawatiran bagi BPD karena bisa menjadi kredit bermasalah.

Sementara Pelaksana Harian Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK Bambang Widjanarko mengatakan, restrukturisasi kredit BPD sudah melandai sejak November 2020. OJK bersama dengan pengurus BPD terus melakuan monitoris terhadap pelaksanaan restrukturisasi tersebut dan menyiapkan langkah untuk mengantisipasi apabila debitur belum bisa bangkit saat program restrukturisasi Covid-19 berakhir pada  Maret 2022.

Bambang bilang, kredit macet (NPL) BPD memang naik hingga kuartal I 2021, namun masih di bawah level 3%. Kenaikan ini terjadi karena kondisi sektor rill mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.

OJK mencermati kinerja BPD hingga kuartal I masih tumbuh positif baik dari sisi kredit maupun laba. Menurut Bambang, hal itu karena BPD memiliki keunikan dan kelebihan dibandingkan bank umum lainnya yakni lebih memiliki kedekatan dengan daerah sehingga bisa melihat potensi di daerah di tengah kondisi pandemi.

Pertumbuhan kredit BPD sejauh ini dinilai masih sejalan dengan kondisi ekonomi. Namun, target kredit di rencana bisnis bank (RBB) BPD sebesar 9,2% tahun ini diperkirakan kemungkinan akan turun sedikit. "Target RBB disusun BPD pada November dengan optimes BPD bahwa Covid-19 akan selesai tahun 2021 ini. Tapi melihat perjalananya, kemungkinan ada penyesuaian sedikit sekitar 1%-2%," kata Bambang.

Selanjutnya: Ini sektor-sektor usaha yang mencatatkan kenaikan permintaan kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×