Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kinerja bank pembangunan daerah (BPD) pada semester I-2015 memang belum optimal. Tapi bankir BPD tetap yakin masih bisa meningkatkan kinerja hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada semester I-2015, laba bersih BPD menurun 4,2% menjadi Rp 5,2 triliun. Penurunan ini lebih rendah jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang juga turun 7,11%. Penyebab menurunnya laba adalah kenaikan beban bunga dan beban operasional yang melebihi pendapatan bunga dan pendapatan operasional.
Sebetulnya, pendapatan bunga bersih BPD di semester I-2015 meningkat 10,5% menjadi Rp 15,6 triliun. Namun, beban operasional yang membengkak membuat laba operasional ikut menurun 3,04% menjadi Rp 6,12 triliun.
Pada semester I-2015, kredit BPD meningkat 11,37% menjadi Rp 316,6 triliun. Kenaikan kredit pada semester I-2015 lebih kecil dibandingkan kenaikan kredit periode sama 2014 yang sebesar 15,89%.
Beberapa BPD mencoba beberapa strategi untuk mengerek kinerja. BPD Jawa Timur (Bank Jatim) semisal, telah menetapkan niat untuk fokus mengembangkan kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang porsinya masih mini. Menurut Direktur Utama BPD Jatim, Soeroso, potensi UKM di Jatim yang dibidik cukup besar yakni 6,8 juta meningkat dari 4,2 juta pelaku usaha di akhir semester I 2014 lalu. "Potensi kredit UMKM Jatim sangat besar," ujar dia, Rabu (16/9).
Selain itu, Bank Jatim akan menggeber kredit ritel. Di sisi lain, Bank Jatim akan mengurangi kredit properti.
Dengan strategi tersebut, Bank Jatim yakin bisa memenuhi target laba bersih tahun ini yang sebesar Rp 1,1 triliun atau naik 18,8% dari perolehan laba 2014.
Salah satu kontributor kenaikan laba berasal dari penyaluran kredit yang diharapkan meningkat 17,13% menjadi Rp 31,4 triliun di tahun ini.
Sampai Juli 2015, kredit konsumer Bank Jatim masih mendominasi dengan menyumbang 61,64% atau setara Rp 17,6 triliun. Kontributor kedua dari kredit komersial yakni sebesar 21,65% atau Rp 6,2 triliun. Menyusul kredit UKM dengan porsi 16,71% atau Rp 4,7 triliun.
Bank DKI pun yakin bisa meningkatkan laba double digit pada akhir tahun ini. Bank DKI berharap bisa mengantongi laba bersih Rp 511,5 miliar di akhir tahun ini atau naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Nah, untuk mencapai target, Bank DKI akan memindahkan fokus penyaluran kredit dari sektor korporasi ke sektor ritel, UMKM dan bisnis linkage. "Untuk bisnis linkage, Bank DKI akan masuk ke pembiayaaan BUMD seperti PD Pasar Jaya," ujar Kresno Sediarsi, Direktur Utama Bank DKI.
Selama ini, menurut Kresno, proporsi kredit ke sektor korporasi sebesar 32%, konsumer 27% dan sisanya kredit ritel. Strategi tersebut diharapkan bisa mengangkat pertumbuhan kredit 4,6% di tahun ini
Pada semester I-2015, kinerja Bank DKI kurang optimal. Laba bersih Bank DKI menurun 79,22% menjadi Rp 85 miliar. Penurunan laba bersih ini disebabkan beban operasional Bank DKI yang naik 100% menjadi Rp 876 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News