kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BPR Jakarta dan Riau Resmi Punya Induk


Senin, 03 Mei 2010 / 16:32 WIB
BPR Jakarta dan Riau Resmi Punya Induk


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Johana K.

Jakarta Kabar menggembirakan bagi para pelaku industri perbankan rakyat alias Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Ide pembentukan bank induk alias apex bank yang sudah digadang-gadang sejak 10 tahun silam akhirnya terealisasi juga. Sebagai awalan, apex bank untuk BPR ini adalah untuk wilayah Riau dan Jabodetabek.

Untuk apex bank BPR-BPR di wilayah Riau dan sekitarnya, BPD Riau menjadi apex bank BPR. Penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan oleh DPD Perbarindo Riau dengan BPD Riau. Sedangkan Bank Andara menjadi apex bank untuk BPR wilayah Jabodetabek. Penandatanganan dilakukan oleh Bank Andara dengan DPD Perbarindo DKI Jaya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia S. Budi Rochadi menuturkan, kerjasama ini menjadi salah satu upaya mensinergikan keberadaan bank umum dengan BPR. "Selama ini bentuk kerjasama bank umum dan BPR sudah ada linkage program, namun bank umum hanya melempar uang. Dengan apex bank, bank umum diharap tidak hanya melempar uang tapi juga melakukan pembinaan terhadap BPR dari sisi manajemen sistem informasi dan sumber daya manusianya," jelas Budi usai acara penandatanganan pembentukan apex bank di Gedung BI, Senin (3/5).

Pembinaan ini penting, ujar Budi, karena sinergi dengan bank umum, memungkinkan BPR memanfaatkan sistem kliring yang dimiliki oleh bank umum. Keberadaan apex bank di sisi lain juga bisa membantu mengatasi masalah mismatch likuiditas. "Misalnya, BPR ada kelebihan likuiditas maka bisa dimanfaatkan oleh bank umum untuk diputar di pasar uang antar bank atau di sertifikat BI. Sebaliknya, jika bank umum kelebihan likuiditas maka daripada hanya ditaruh di PUAB atau SBI maka lebih baik disalurkan pada BPR dalam bentuk kredit," jelas Budi.

Direktur Utama Bank Andara Paulus Wiranata menambahkan, kesediaan Andara menjadi apex bank BPR dilatarbelakangi keinginan Andara menggarap sektor ritel. "Kami tidak punya ritel, apapun BPR kami layani termasuk dalam bentuk pooling fund ini," ujarnya.

Sebagai apex bank BPR Jabodetabek, Andara bekerjasama dengan 30 BPR di wilayah tersebut. "Tahun ini kami targetkan bisa menambah 12 BPR lagi," kata Paulus. Di Bali, asal Andara, BPR yang sudah dirangkul mencapai 97 BPR.

Bentuk kerjasamanya, setiap BPR yang menjadi anggota apex bank, wajib menyetor dana ke pooling fund sebesar Rp 50 juta. "Andara nanti juga akan top up 100%, seperti arisan," katanya.

Penempatan dana BPR di pooling fund tersebut diberi imbal hasil 3,5%. Sedangkan jika BPR ingin meminjam uang dari pooling fund, bunga kreditnya dipatok 9%.

Terkait masalah manajemen risiko, apex bank dibantu oleh komite kredit yaitu Perbarindo untuk mengawal manajemen risiko dalam pooling fund tersebut. "Untuk mencegah fraud, pengelolaan pooling fund juga melibatkan komite kredit," jelas Paulus.

BPD Riau juga senada. Apex bank tak sembarangan mencomot BPR. "Ada kriteria, lalu kami analisa dan evaluasi dari sisi manajemen, finansial, dan kemampuan penyaluran kredit," jelas Presiden Direktur BPD Riau Erzon.

Saat ini, sudah ada 7 BPR yang memberi komitmen pada pooling fund. Tahun ini diharapkan bisa 12 BPR lain yang bergabung. Di Riau sendiri ada 60 BPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×