Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT BRI Multiinance Indonesia (BRI Finance) mencatat tingkat kredit macet atau non performing financing (NPF) pada level yang rendah hingga Oktober 2023.
“Dilihat dari sisi rasio kualitas aset, tercatat pada bulan Oktober 2023, Rasio NPF Gross BRI Finance sebesar 1,69%,” kata Direktur Manajemen Risiko BRI Finance Ari Prayuwana kepada Kontan.co.id, Senin (27/11).
Ari menyebut, memasuki kuartal IV 2023 pihaknya memaksimalkan layanan pembiayaan dari sektor konsumer maupun komersial kepada masyarakat. Ari menjelaskan, sepanjang tahun 2023 nilai NPF perusahaan cenderung stabil di bawah 2% dan terus dijaga hingga sisa tahun 2023 ini.
“BRI Finance optimistis untuk menjaga tren NPF tetap stabil di bawah 2% dari total penyaluran pembiayaan,” kata dia.
Baca Juga: BRI Finance Membidik Sumber Pendanaan dari Perbankan dan Pasar Modal Untuk 2024
Ari mengungkapkan, BRI Finance akan lebih gencar memberikan pembiayaan pada sektor yang memberikan yield tertinggi seperti pembiayaan fasilitas dana tunai, mobil bekas dan sinergi bisnis dengan induk usaha, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, untuk tahun depan.
“Dengan strategi bisnis tersebut diproyeksikan rasio NPF perusahaan tetap di bawah angka 2%,” ungkapnya.
Meskipun terjadi peningkatan rasio NPF, pihaknya yakin bakal berusaha memberikan layanan pembiayaan sesuai kebutuhan masyarakat. BRI Finance pun telah menyiapkan strategi untuk menekan rasio NPF.
“Memperkuat kompetensi tenaga pemasar dan risk culture, mengembangkan risk engine untuk meningkatkan objektivitas analisis dan memperkuat infrastruktur penyelamatan asset,” tandasnya.
Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPF gross industri multifinance berada di level 2,59% di September 2023 naik dari posisi Desember 2022 yang sebesar 2,32%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News