Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Indonesia mengevaluasi kewajiban migrasi kartu debit/ATM dari magnetic stripe menjadi microchip. Soalnya, ini akan mempengaruhi mesin ATM dan electronic data capture (EDC) juga.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berharap, penerapan kartu berteknologi cip ini secara bertahap. Hal ini lantaran BRI mencatat memiliki 52 juta nasabah sampai per September.
"Nasabah BRI paling banyak, makanya masih kami pertimbangkan cost-nya," kata Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan BRI, Kamis (19/11).
BRI akan memasukkan biaya ongkos migrasi ini dalam belanja teknologi informasi (TI) tahun depan. Tak hanya soal biaya, BRI juga memastikan memiliki keamanan terbaik.
Sebagai gambaran sampai September 2015, tercatat jumlah ATM BRI adalah sejumlah 38,7 juta atau naik 31,1% dibanding tahun lalu.
Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan sebelumnya bahwa migrasi kartu debit/ ATM dari penggunaan teknologi magnetic stripe menjadi microchip memerlukan waktu yang cukup panjang. Namun peralihan penggunaan teknologi tersebut merupakan suatu keharusan.
Masih membutuhkannya waktu untuk implementasi kartu debit/ ATM memiliki teknologi chip ini lantaran jumlah kartu debit/ ATM yang beredar jauh lebih banyak dibanding kartu kredit.
Saat ini setidaknya terdapat 119 juta kartu debit/ ATM yang beredar. Migrasi teknologi menggunakan microchip juga menyangkut mesin ATM yang keberadaannya saat ini mencapai 97.000 unit mesin dan EDC yang berjumlah lebih dari 1 juta unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News